Aktivis Muda Gaza Yaqeen Hammad Tewas Dibom Israel

- Yaqeen Hammad, aktivis termuda Gaza, tewas dalam serangan udara Israel di Deir el-Balah.
- Yaqeen aktif membantu sesama, memiliki puluhan ribu pengikut di Instagram.
- Konten media sosial Yaqeen beragam, memicu perasaan duka dari aktivis dan jurnalis.
Jakarta, IDN Times - Yaqeen Hammad, gadis berusia 11 tahun yang dikenal sebagai aktivis termuda Gaza, tewas dalam serangan udara Israel di Deir el-Balah pada Jumat malam (23/5/2025). Hammad yang aktif membantu sesama ini menjadi korban bombardir Israel yang menghantam kawasan al-Baraka tempat keluarganya tinggal.
Kematiannya menambah daftar korban anak dalam konflik di Gaza. Lebih dari 12 anak tewas dalam 48 jam terakhir, sementara total 22 warga Palestina gugur sejak Minggu pagi (25/5/2025).
1. Memiliki puluhan ribu pengikut di Instagram
Yaqeen memiliki puluhan ribu pengikut di Instagram yang rutin menyaksikan dokumentasinya tentang kehidupan di Gaza. Video-videonya menampilkan kegiatan sehari-hari di tengah blokade Israel dan upaya membagikan bantuan.
Dia aktif membantu kakaknya, Mohamed Hammad, dalam misi kemanusiaan. Keduanya tergabung dalam Ouena Collective, kelompok nonprofit Gaza yang fokus memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.
Aktivitas mereka meliputi pembagian makanan, pakaian, dan mainan untuk keluarga pengungsi serta anak yatim. Dia sering terlihat bermain dan tertawa bersama anak-anak lain sambil membagikan hadiah.
"Yaqeen juara dunia, saudari saya, jiwa saya, telah syahid," kata kakaknya, dikutip Press TV.
2. Belasungkawa atas kematian Yaqeen
Konten media sosial Yaqeen beragam, mulai dari aksi donasi hingga momen menghibur anak-anak lain di Gaza.
"Kami masih berpegang teguh pada Al-Quran dan pendidikan meski menghadapi kelaparan, pengepungan, dan genosida yang berlangsung dengan perut kosong namun hati yang penuh iman," kata Yaqeen dalam salah satu videonya, dilansir Maktoob.
Berita kematiannya memicu perasaan duka dari aktivis, jurnalis, dan pengikutnya di media sosial. Belasungkawa berdatangan dari berbagai penjuru dunia yang terinspirasi keberaniannya.
"Tubuhnya mungkin telah tiada, tapi dampaknya tetap menjadi simbol bagi kemanusiaan," tulis Mahmoud Bassam, jurnalis foto di Gaza, dikutip Al Jazeera.
3. Krisis anak Gaza semakin parah

Perang di Gaza selama telah menewaskan lebih dari53 ribu orang, dengan 19 ribu di antaranya adalah anak-anak. Angka ini belum termasuk ribuan yang hilang di bawah reruntuhan.
Pada hari yang sama, Mohammed Yassine berusia 4 tahun meninggal dunia karena kelaparan. Sementara itu, seorang dokter anak Gaza, Dr Alaa Amir al-Najjar kehilangan 9 dari 10 anaknya dalam serangan terpisah.
Blokade Israel telah memutus akses makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan lebih dari 70 ribu anak Gaza menghadapi malnutrisi akut.