Meskipun demikian, kunjungan Draghi ini tepat di tengah krisis politik yang didera Italia dalam beberapa hari terakhir. Pemimpin berusia 74 tahun itu sempat mengajukan pengunduran diri, yang akhirnya ditolak oleh Presiden Mattarella.
Kekacauan politik di Italia juga memaksa Draghi untuk memotong masa kunjungannya ke Aljazair, dari yang sedianya dijadwalkan dua hari menjadi satu hari. Pada April lalu, Draghi juga sudah berkunjung ke Aljazair terkait peningkatan pengiriman gas lewat pipa Transmed.
Sebelum dimulainya perang Rusia-Ukraina, Italia mendatangkan gas alam dari Rusia sebanyak 29 miliar meter kubik per tahunnya. Sedangkan, 23 miliar meter kubik didatangkan dari Aljazair. Diperkirakan pengiriman gas dari perusahaan Sonatrach Aljazair akan ditingkatkan hingga 113 persen, dilaporkan Euronews.
Italia selama ini menggantungkan gas alam untuk kepentingan generator listrik, pemanas, pendingan rumah, dan penggerak industrinya. Selain menghubungi Aljazair, Italia juga sudah mencari energi alternatif dari Azerbaijan, Qatar, Kongo, Angola, dan Mozambik.