Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Myanmar Hingga Online Scam Jadi Pembahasan Serius di KTT ASEAN 2025
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Krisis Myanmar masih menjadi perhatian utama ASEAN sejak kudeta militer pada 2021. Hingga kini, situasi di negara tersebut belum menunjukkan tanda-tanda stabilitas politik yang signifikan.

  • Selain isu politik, kejahatan lintas negara seperti online scam dan judi online juga menjadi perhatian penting dalam KTT ASEAN 2025.

  • KTT tahun ini juga akan dihadiri oleh sejumlah tokoh dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta para pemimpin negara BRICS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Krisis Myanmar, ketegangan di Laut China Selatan (LCS), serta kejahatan siber lintas negara akan menjadi agenda utama pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 26-28 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Sidharto Reza Suryodipuro, mengatakan isu-isu kawasan yang selama ini menjadi perhatian ASEAN masih akan mendominasi jalannya pertemuan para pemimpin negara.

“South China Sea (Laut China Selatan) dan Myanmar masih menjadi pembahasan utama. Akan ada pertemuan khusus tentang Myanmar pada 24 Oktober sore, dan isu pemilu di negara itu akan menjadi bagian penting dari diskusi,” ujar Arto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, hingga kini belum ada keputusan mengenai kemungkinan pengiriman tim pengamat ASEAN untuk pemilu di Myanmar. Namun, Indonesia dan ASEAN tetap berpegang pada Five-Point Consensus (5PC) sebagai kerangka utama penyelesaian krisis politik di negara tersebut.

“Tidak ada pembahasan untuk mengganti Five-Point Consensus. Ini proses jangka panjang yang mencakup penghentian kekerasan, bantuan kemanusiaan, pengangkatan utusan khusus, kunjungan utusan, dan dialog inklusif. Semua itu merupakan jalan menuju stabilitas Myanmar,” jelas Arto.

Selain isu politik dan keamanan, KTT kali ini juga akan menjadi forum penting untuk membahas tantangan geopolitik dan geoekonomi global, termasuk kehadiran sejumlah pemimpin besar dunia.

1. ASEAN Tetap Pegang 5PC untuk Myanmar

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Krisis Myanmar masih menjadi perhatian utama ASEAN sejak kudeta militer pada 2021. Hingga kini, situasi di negara tersebut belum menunjukkan tanda-tanda stabilitas politik yang signifikan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani, menegaskan penyelenggaraan pemilu di Myanmar bukan tujuan akhir, melainkan bagian dari proses menuju solusi politik yang dipimpin oleh rakyat negara itu sendiri.

“Yang terpenting adalah implementasi efektif dari Five-Point Consensus. Pemilu bukan satu-satunya tujuan strategis. Kita melihat semuanya dalam konteks bagaimana langkah-langkah itu bisa berkontribusi pada proses politik yang inklusif,” kata Kadir.

Five-Point Consensus yang disepakati ASEAN berisi lima langkah utama, yaitu penghentian kekerasan, pemberian bantuan kemanusiaan, penunjukan utusan khusus, kunjungan utusan ke Myanmar, dan dialog inklusif antar pihak.

Pemerintah Indonesia menegaskan, akan terus mendorong pelaksanaan kesepakatan tersebut sebagai jalan menuju stabilitas dan perdamaian jangka panjang di Myanmar.

2. Kejahatan siber jadi agenda serius ASEAN

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Selain isu politik, kejahatan lintas negara seperti online scam dan judi online juga menjadi perhatian penting dalam KTT ASEAN 2025. Arto menjelaskan ASEAN bersama mitra eksternal tengah merumuskan “Statement on Online Scam” di bawah forum East Asia Summit (EAS).

Inisiatif tersebut diusulkan Amerika Serikat dan mendapatkan dukungan luas dari negara-negara anggota. “Ini merupakan inisiatif Amerika Serikat dan mendapat dukungan luas dari negara-negara ASEAN karena dampaknya lintas kawasan, mulai dari Indonesia, India, China, hingga Australia dan Selandia Baru. Jadi kemungkinan besar akan disepakati,” ujar Arto.

Menurutnya, kejahatan siber kini menjadi ancaman serius yang tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, kerja sama regional dalam berbagi informasi, membangun kapasitas, dan memperkuat regulasi digital menjadi langkah yang mendesak.

Pembahasan ini juga menegaskan peran ASEAN sebagai pusat kerja sama kawasan dalam menghadapi tantangan keamanan non-tradisional yang berdampak langsung pada masyarakat.

3. Presiden Prabowo diindikasikan lakukan sejumlah pertemuan bilateral

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Selain agenda utama, KTT ASEAN di Kuala Lumpur juga akan menjadi ajang bagi Presiden RI Prabowo Subianto untuk bertemu sejumlah pemimpin dunia. Menurut Arto, beberapa rencana pertemuan bilateral masih dalam tahap penjajakan dan akan diumumkan menjelang pelaksanaan KTT.

“Masih ada beberapa rencana pertemuan bilateral. Kita lihat nanti bagaimana perkembangannya menjelang KTT,” ujarnya.

KTT tahun ini juga akan dihadiri sejumlah tokoh dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta para pemimpin negara BRICS, yang diharapkan dapat memperkaya pembahasan terkait arah kerja sama ekonomi dan keamanan kawasan.

Pertemuan tingkat tinggi ini juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat diplomasi di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam isu stabilitas regional dan kerja sama ekonomi.

Dengan kehadiran para pemimpin besar dunia, KTT ASEAN di Kuala Lumpur diproyeksikan menjadi salah satu forum paling strategis tahun ini dalam membahas masa depan kawasan Indo-Pasifik.

Editorial Team