Trump Dipastikan Hadiri KTT ASEAN Oktober 2025

- Trump akan umumkan tarif baru untuk Malaysia, namun ada kemungkinan penurunan tarif hingga 15 persen.
- Peran AS dalam mediasi damai Thailand-Kamboja di Putrajaya turut mendapat perhatian internasional.
- Kehadiran Trump di KTT ASEAN Oktober mendatang akan memperkuat posisi AS sebagai mitra strategis utama di Asia Tenggara.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipastikan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. KTT ini akan digelar di Malaysia pada 26–28 Oktober 2025.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam keterangannya pada Kamis (31/7/2025).
“Trump menyampaikan bahwa ia akan hadir dalam KTT ASEAN,” kata Anwar, seperti dikutip oleh Straits Times.
Kehadiran Trump dalam pertemuan puncak ASEAN ini menandai langkah baru dalam keterlibatan Amerika Serikat dengan kawasan Asia Tenggara, terutama di tengah meningkatnya ketegangan global akibat kebijakan tarif perdagangan Washington.
1. Trump bakal umumkan tarif baru untuk Malaysia

Kepastian kehadiran Trump diumumkan hanya sehari sebelum ia dijadwalkan mengumumkan tarif baru impor dari Malaysia. Saat ini, Negeri Jiran menghadapi ancaman tarif hingga 25 persen atas sejumlah produknya yang diekspor ke AS. Namun, Anwar menyebut ada kemungkinan penurunan tarif.
“(Semoga) tarif umum yang akan diumumkan besok tidak membebani ekonomi kita,” ujar Anwar.
Kesepakatan sementara telah tercapai antara kedua negara untuk menurunkan tarif menjadi maksimal 20 persen, atau bahkan serendah 15 persen. Kebijakan ini dipandang sebagai bagian dari upaya AS menyeimbangkan hubungan dagang dengan negara-negara ASEAN, sambil memperkuat pengaruhnya di tengah persaingan dengan China.
2. Peran AS dalam mediasi damai Thailand-Kamboja

Sebelum pengumuman ini, Anwar juga mendapat sorotan internasional karena berhasil memfasilitasi pembicaraan damai antara Thailand dan Kamboja di Putrajaya. Kedua negara akhirnya menyepakati gencatan senjata setelah konflik perbatasan yang menewaskan lebih dari 40 orang dan menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi.
Pertemuan tersebut turut diselenggarakan bersama Amerika Serikat, yang menurut sumber diplomatik, menggunakan insentif dagang sebagai cara untuk mendorong kedua pihak agar menghentikan serangan bersenjata.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru saja melakukan kunjungan perdananya ke Asia bulan ini. Ia hadir dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN, KTT Asia Timur (EAS), dan Forum Regional ASEAN (ARF), di mana ia bertemu dengan para mitra strategis termasuk Jepang, China, Korea Selatan, dan Uni Eropa.
Rubio juga bertemu dengan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan yang menandai meningkatnya persaingan AS-China di Asia, terutama terkait pengaruh ekonomi dan tarif perdagangan.
3. Penegasan posisi AS di Asia Tenggara

Dengan kehadiran Trump langsung di KTT ASEAN Oktober mendatang, Washington diperkirakan akan memperkuat lagi posisinya sebagai mitra strategis utama di Asia Tenggara. Momentum ini sambil merespons inisiatif-inisiatif regional yang didorong oleh China, seperti Belt and Road Initiative (BRI).
KTT ASEAN di Malaysia ini juga akan menjadi panggung utama untuk membahas isu keamanan regional, stabilitas ekonomi, serta kerja sama multilateral antara negara-negara Asia Tenggara dan mitra eksternal.