Jakarta, IDN Times - Sejak dimulainya perang Israel-Hizbullah, ratusan ribu warga Lebanon telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan. Namun, di salah satu kota yang berada tepat di zona pertempuran, penduduknya memutuskan untuk tetap tinggal
Rmeish, yang terletak hanya 2 km dari perbatasan, merupakan tempat tinggal bagi 7 ribu umat Kristen Maronit. Kota ini menyaksikan penembakan dari berbagai arah hampir setiap harinya.
“Ada banyak kerusakan. Mungkin 90 persen rumah mengalami kerusakan, kaca pecah, dan dinding retak. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ketika musim dingin tiba,” kata Jiries al-Alam, seorang petani sekaligus pengurus gereja di kota tersebut, dilansir dari BBC.
“Kami bertekad untuk tetap tinggal, tetapi hampir tidak ada orang yang tidur di malam hari karena serangan udara. Syukurlah, sejauh ini tidak ada korban jiwa di antara warga, namun 200 ternak saya mati akibat serangan militer,” tambahnya.