Biro Politik Hamas Bantah Hilang Kontak dengan Komando di Gaza

Jakarta, IDN Times – Biro politik Hamas, pada Minggu (17/11/2024), membantah kehilangan kontak dengan komandan lapangan di Gaza. Bantahan ini muncul setelah beredar isu bahwa Hamas tak bisa berkomunikasi dengan sayap militer Brigade Al-Qassam.
”Kepemimpinan politik Hamas tidak kehilangan kendali atas komandan lapangan di Gaza, dan bahwa keputusan dibuat melalui koordinasi antara berbagai tingkat kepemimpinan,” lapor media The New Arab pada Senin (18/11/2024).
Beberapa sumber menyebut, Brigade Qassam baru-baru ini berjanji setia kepada pimpinan baru Hamas. Seorang komandan Hamas di Gaza terpilih setelah terbunuhnya Yahya Sinwar oleh Israel bulan lalu.
1. Penjagaan sandera semakin ketat

Sebelumnya diberitakan, tidak ada lagi kontak antara Biro Politik Hamas dengan komando di Gaza setelah terbunuhnya Sinwar. Hamas memastikan bahwa langkah itu diambil untuk memperketat penjagaan sandera.
Selama satu bulan terakhir, tak ada komunikasi dengan komando Gaza. Sehingga satu-satunya cara agar Israel bisa menjamin keselamatan sandera adalah memenuhi tuntutan Hamas.
”Kurangnya kontak dengan komandan yang bertanggung jawab atas para tawanan tersebut disebabkan oleh tindakan pengamanan yang ketat untuk memastikan keamanan kartu negosiasi yang penting,” sumber tersebut menjelaskan.
Kelompok tersebut berharap, langkah ini dapat mendorong Amerika Serikat (AS) sebagai mediator untuk menekan Israel menyepakati gencatan senjata.
Washington juga sempat meminta rekaman video sandera sebelum pemilihan presiden, namun Hamas menolak karena AS tidak menunjukkan indikasi serius terhadap gencatan senjata.
2. Serangan Israel ke Gaza masih terus berlanjut

Israel masih terus menyerang Gaza. Pada Minggu, Israel kembali menyerang pemukiman di Beit Lahiya, Gaza Utara, yang disebut menewaskan 50 orang.
Kepada Al Jazeera, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Munir al-Bursh, mengatakan hampir 30 persen korban pembantaian Beit Lahiya adalah anak-anak. Ia mengatakan puluhan lainnya terluka dan banyak lagi yang dikhawatirkan masih terjebak di bawah reruntuhan.
Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan bahwa pekerja darurat tidak dapat mencapai lokasi serangan karena pengepungan Israel di Gaza utara yang telah berlangsung lebih dari 40 hari.
Pada Sabtu, Israel juga menyerang sekolah Abu Assi yang dikelola PBB di kamp pengungsi Shati. Serangan itu menewaskan 10 warga Palestina dan melukai 20 lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak.
3. Jumlah korban capai 43 ribu jiwa di Gaza

Hingga Minggu, total korban tewas di Gaza mencapai 43.846 jiwa. Sebanyak 103.740 lainnya mengalami luka-luka.
Belum ada tanda-tanda gencatan senjata yang akan segera disepakati. Pada Jumat, seorang petinggi Hamas mendesak Presiden AS terpilih, Donald Trump, untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
"Hamas siap mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza jika usulan gencatan senjata diajukan dan dengan syarat dihormati oleh Israel,” kata anggota biro politik Hamas Bassem Naim, dilansir dari ABC News.
Trump berulang kali mengatakan selama kampanye kepresidenannya bahwa ia akan membawa perdamaian ke Timur Tengah. Namun langkah selanjutnya belum dapat diprediksi.