Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Negara Baltik (Lithuania, Latvia, Estonia) menyebut bahwa gencatan senjata di Ukraina adalah ancaman. Mereka mengklaim situasi ini akan meningkatkan ancaman militer Rusia di dekat perbatasan. 

Belakangan ini, ketiga negara Baltik telah meningkatkan anggaran pertahanan untuk memenuhi ambang batas minimal NATO. Mereka juga berniat meningkatkan kapabilitas militer demi mencegah ancaman serangan Rusia. 

Pada Februari, negara-negara Baltik menolak penarikan tentara Amerika Serikat (AS) dari Eropa. Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, mengklaim bahwa belum ada tanda-tanda rencana penarikan tentara AS dari Eropa, termasuk Baltik. 

1. Klaim Rusia berkesempatan membangun kembali militernya

Menteri Pertahanan (Menhan) Lithuania, Dovile Sakaliene, mengungkapkan bahwa Rusia memiliki rencana lebih besar setelah berakhirnya perang di Ukraina. Mereka berencana memperbesar jumlah tentaranya. 

"Gencatan senjata di Ukraina akan memberikan kesempatan bagi Rusia untuk meningkatkan militernya hingga berjumlah 1,5 juta personel. Mereka juga akan mengerahkan pasukan barunya di utara dan menambah personel di perbatasan Finlandia dan Baltik hingga dua kali lipat," ungkap Sakaliene pada Minggu (30/3/2025), dilansir TVP World

Sementara itu, Menhan Estonia Hanno Pevkur mengatakan, Rusia sudah menerjunkan 600 ribu personel di Ukraina. Setelah gencatan senjata, mereka akan dikirimkan ke beberapa lokasi. 

"Orang-orang ini tidak akan dikembalikan ke beberapa tempat di Rusia untuk menanam jagung atau melakukan hal lainnya. Mereka akan memilih bergabung dalam militer yang memiliki gaji lebih besar dibanding sektor lainnya," tuturnya.

2. Estonia setuju cabut hak warga Rusia-Belarus dalam pemilu lokal

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di