Ukraina: Rusia Akan Semakin Galak Jelang Musim Semi

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Sabtu (29/3/2025), menyebut bahwa Rusia berencana melancarkan serangan baru di musim semi. Ia mengklaim Rusia berniat memperkokoh posisinya dalam negosiasi damai.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan pemerintahan sementara di Ukraina di bawah pengawasan PBB. Ia pun menolak bernegosiasi dengan Zelenskyy karena menganggapnya bukan pemimpin resmi di Ukraina.
Alhasil, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) menolak usulan Putin. Keduanya menyebut bahwa presiden di Ukraina harus dipilih oleh rakyat Ukraina sendiri dan mengikuti konstitusi yang berlaku.
1. Sebut tentara Ukraina sudah siap hadapi serangan baru Rusia
Zelenskyy mengungkapkan bahwa seluruh tentara Ukraina sudah disiapkan untuk mempertahankan dari ancaman serangan baru Rusia pada musim semi.
"Hari ini, saya sudah berbicara dengan Kepala Komandan Militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi soal garis depan, termasuk area operasi militer Rusia. Kami masih terus melanjutkan operasi dalam mempertahankan teritori Ukraina dari agresor di Sumy dan Kharkiv," terangnya, dikutip Ukrinform.
Ia berterima kasih kepada seluruh unit tentara atas kesiapsiagaannya. Zelenskyy juga mengapresiasi Pasukan Operasi Khusus yang berhasil melancarkan operasi secara efektif dalam menghancurkan pasukan musuh.
Zelenskyy mengungkapkan bahwa Ukraina harus memiliki posisi yang kuat di garis depan. Ia menyebut posisi militer Ukraina yang kuat akan membawa perdamaian yang lebih cepat.
2. Rusia klaim Ukraina lancarkan serangan ke Belgorod
Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, mengatakan bahwa pasukan Ukraina sudah melancarkan serangan ke teritori perbatasan itu menggunakan drone, artileri, dan pasukan infantri.
"Lebih dari 20 desa di perbatasan Rusia-Ukraina sudah diserang oleh militer Ukraina. Serangan tersebut dilakukan sepanjang 150 km perbatasan kedua negara di Belgorod," terangnya, dikutip CNN.
Serangan Ukraina ini disebut menjadi respons atas kehilangan teritori di Kursk Oblast menyusul serangan balik Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Tentara Rusia dengan bantuan tentara Korea Utara disebut berhasil memukul mundur tentara Ukraina ke perbatasan.
3. Zelenskyy tolak proposal perjanjian mineral terbaru dari AS
Pada hari yang sama, Zelenskyy menolak proposal perjanjian mineral terbaru dari AS. Ia menyebut perjanjian tersebut berisiko menghalangi rencana aksesi Ukraina dalam Uni Eropa (UE).
"Konstitusi Ukraina sudah jelas meyebutkan bahwa tujuan utama Ukraina adalah menjadi bagian dari UE. Maka dari itu, sangat penting adanya reformasi dan langkah-langkah yang konkret untuk mewujudkannya. Saya tidak akan menyetujui perjanjian yang akan berdampak pada aksesi dalam UE," ungkapnya, dikutip Politico.
Proposal perjanjian mineral terbaru antara Ukraina dan AS berupa investasi gabungan yang akan membagi keuntungan proyek tersebut antara kedua negara. Dengan itu, AS akan memiliki akses untuk mengeksploitasi minyak, gas, dan mineral di Ukraina.
Sementara itu, Komisi Eropa akan menilai teks perjanjian antara Ukraina dan AS tersebut. Pihaknya menyebut perjanjian masih akan dinilai berdasarkan kesesuaian antara relasi kedua negara dan UE.