Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_7628.jpeg
Surat dari Cotton Council International kepada Asosiasi Tekstil Indonesia. (Dok. KBRI Washington D.C.)

Intinya sih...

  • Indonesia melakukan pembelian produk AS senilai Rp554 triliun dalam upaya memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat

  • Pertemuan bisnis strategis di Washington D.C. menghasilkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong UMKM Indonesia naik kelas

  • Meski demikian, tarif dagang untuk Indonesia tetap 32 persen, Trump menyarankan penyesuaian kebijakan tarif dan non-tarif serta hambatan dagang dengan AS

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia makin serius memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan Amerika Serikat. Dalam upaya mendorong Kemitraan Strategis Komprehensif kedua negara, Indonesia menjalin komitmen bisnis besar-besaran, termasuk pembelian produk unggulan AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp554 triliun.

Penandatanganan ini terjadi di tengah Presiden AS Donald Trump memberikan surat kepada Presiden Prabowo Subianto terkait dengan tarif dagang yang diberikan ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya menjaga hubungan ekonomi yang selama ini telah terjalin baik. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui pembelian produk pertanian dan energi dari AS.

“Hubungan ekonomi Indonesia-AS selalu baik dan perlu terus dijaga. Salah satunya dengan komitmen pelaku usaha Indonesia membeli produk unggulan AS,” ujar Airlangga.

1. Pertemuan bisnis strategis di Washington D.C.

Pertemuan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Mendag AS Howard Lutnick (Dok Kemenko Perekonomian)

Pada Senin (7/7/2025), Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan KBRI Washington D.C. menggelar serangkaian pertemuan bisnis tingkat tinggi. Sejumlah pemain besar dari sektor strategis Indonesia hadir, seperti PT Pertamina, PT Busana Apparel Group (mewakili Asosiasi Pertekstilan Indonesia), FKS Group, Sorini Agro Asia Corporindo, serta Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia.

Mereka duduk satu meja dengan mitra industri AS seperti ExxonMobil, Cotton Council International, Cargill, dan Zen-Noh Grain Corporation untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama baru.

“Indonesia adalah mitra penting kami dalam industri kapas AS, salah satu dari 10 pasar ekspor utama,” kata Bryan Wiggins dari Cotton Council International.

Sementara itu, perwakilan dari ExxonMobil mengatakan, akan mendukung Indonesia dalam sektor energi.

“Kami senang bisa mendukung kebutuhan energi Indonesia dengan pengalaman global kami,” tambah Wade Floyd dari ExxonMobil, dikutip dari keterangan tertulis KBRI Washington D.C.

2. Teken MoU hingga ciptakan lapangan kerja

Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang membuka jalan bagi kerja sama jangka panjang dan saling menguntungkan. Selain mendorong perdagangan, kerja sama ini juga ditargetkan menciptakan ribuan lapangan kerja dan mendorong UMKM Indonesia naik kelas.

“Kami yakin kemitraan ini akan memperkuat pertukaran teknologi, dukung UMKM, dan ciptakan ribuan pekerjaan berkualitas,” ujar Sade Bimantara, Wakil Dubes RI untuk AS.

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa hubungan ekonomi ke depan tak hanya soal angka perdagangan, tetapi juga tentang membangun masa depan bersama yang adil, setara, dan saling menguntungkan.

3. Tarif dagang untuk Indonesia tetap 32 persen

Surat Donald Trump untuk Presiden Prabowo Subianto terkait penetapan tarif resiprokal (Truth Social/@realDonaldTrump)

Meski demikian, Trump tetap mengenakan 32 persen tarif untuk Indonesia. Padahal, negosiasi sudah dilakukan sejak awal diumumkan pada 2 April lalu.

Dalam surat yang ditujukan pada Presiden Prabowo Subianto, Trump mengisyaratkan akan memikirkan kembali tarif jika perusahaan Indonesia berinvestasi atau melakukan kesepakatan dengan AS.

Ia akan menambahkan tarif jika Indonesia berani membalas dengan tarif lebih tinggi. Berdasarkan surat Trump, Indonesia harus menghapus kebijakan tarif dan non tarif serta hambatan dagang dengan AS.

“Jika Anda ingin membuka Pasar Perdagangan Anda yang sebelumnya ditutup bagi Amerika Serikat, dan menghapus Kebijakan Tarif, dan Non Tarif, serta Hambatan Perdagangan Anda, kami mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian terhadap surat ini. Tarif ini dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan Negara Anda. Anda tidak akan pernah kecewa dengan Amerika Serikat,” ujar Trump.

Editorial Team