Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui rencana pembangunan 3.412 unit rumah baru di permukiman ilegal E1, Tepi Barat. Keputusan kontroversial yang diumumkan pada Kamis (11/9/2025) itu akan memperluas area permukiman Ma'ale Adumim secara signifikan.
Langkah tersebut berisiko membelah Tepi Barat menjadi dua bagian, sekaligus memisahkannya dari Yerusalem Timur yang diduduki. Konsekuensinya, pembentukan negara Palestina merdeka di masa depan dianggap menjadi hampir mustahil secara geografis.
“Tidak akan pernah ada negara Palestina, wilayah ini adalah milik kami. Kami akan melindungi warisan, tanah dan keamanan kami,” kata Netanyahu, dilansir Strait Times.