Netanyahu Perintahkan Militer Israel 'Lindungi' Warga Druze di Suriah

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memerintahkan militer untuk bersiap melindungi komunitas Druze di kota Jaramana, Suriah, menyusul laporan bentrokan bersenjata pada Sabtu (1/3/2025) malam.
Jaramana, yang terletak sekitar 60 kilometer dari perbatasan Israel, adalah kota yang memiliki keberagaman etnis dan agama. Kawasan padat penduduk di pinggiran Damaskus ini dihuni oleh komunitas Druze, Kristen serta Muslim Sunni dan Syiah.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim bahwa Jaramana saat ini sedang diserang oleh pasukan rezim Suriah.
"Jika pemerintah Suriah menyakiti komunitas Druze, mereka akan menerima serangan dari kami," tambah Katz, dikutip dari Anadolu.
1. Warga Jaramana tolak campur tangan Israel
Warga Suriah di Jaramana langsung mengecam tindakan tersebut. Mereka menuduh Israel berusaha menjadikan komunitas Druze sebagai pion guna memperlancar operasi militernya di wilayah tersebut.
“Kami sudah tinggal di Jaramana selama ratusan tahun, dan kami tidak pernah meminta perlindungan dari siapa pun. Yang melindungi kami adalah tatanan sosial Suriah, yang kami anggap diri kami sebagai bagian integralnya,” kata Rabie Munzer, anggota Kelompok Aksi Sipil Jaramana, dalam pernyataan di televisi.
Sementara itu, pihak lainnya mengecam pernyataan Netanyahu yang mengklaim bahwa Jaramana hanya dihuni oleh komunitas Druze.
“Ini tidak masuk akal. Tak seorang pun di Suriah menganggap Jaramana sebagai desa Druze. Ini bahkan bukan sebuah desa, ini adalah pinggiran kota. Mayoritas penduduknya adalah warga Kristen Irak dan warga Palestina yang selamat dari kekerasan yang dilakukan Israel sendiri," tulis dokter dan aktivis Suriah, Karim Aljian, di media sosial.
Beberapa laporan menyebut bahwa ancaman Israel ini bertepatan dengan upayanya untuk memperluas pengaruh dan menduduki wilayah di Suriah. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa sejak awal 2025, Israel telah menyerang Suriah setidaknya 16 kali, dengan 14 di antaranya melalui serangan udara.