Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Jarah Rp461 Miliar dan Ribuan Senjata dari Gaza-Lebanon-Suriah

tentara Israel di Lebanon selatan. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)
tentara Israel di Lebanon selatan. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Jakarta, IDN Times - Media Israel Ynet melaporkan bahwa Unit Khusus Penjarahan Militer Israel telah mengumpulkan uang tunai senilai 100 juta shekel atau sekitar Rp461 miliar dari Gaza, Lebanon dan Suriah. Jarahan tersebut terdiri dari berbagai mata uang seperti shekel, dolar AS, euro, dan mata uang negara Arab lain.

Unit ini berhasil menyita 180 ribu item persenjataan dari ketiga wilayah tersebut. Jenis senjata yang dijarah mencakup rudal antipesawat, drone, rudal antitank jarak jauh, ribuan bahan peledak, senapan standar, senapan sniper, radio militer, kompas, teropong, dan alat penglihatan malam.

Militer Israel membeli mesin penghitung uang dan timbangan khusus untuk unit ini. Peralatan tersebut digunakan menilai batangan emas dan perhiasan yang disita dari Lebanon dan Gaza. Unit ini memiliki 500 personel aktif di bawah pusat pasokan militer Israel, ditambah 2.400 tentara yang membantu operasi penjarahan.

Seluruh uang dan emas jarahan diangkut menggunakan kendaraan pengaman khusus menuju kas utama Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv. Barang jarahan tersebut kemudian dihitung ulang dan disimpan di Bank Israel.

1. Satu operasi penjarahan bisa mengumpulkan hingga Rp18,4 miliar

Dilansir The Craddle, dalam satu kasus tim penjarah ini bisa menyita hingga 4 juta shekel atau sekitar Rp18,4 miliar. Jumlah ini didapat dari rumah pribadi seorang komandan Hamas.

"Kami tidak suka hanya mengumpulkan dan menyimpan barang jarahan tanpa mendapat keuntungan darinya. Saya selalu mempertanyakan nilai dari barang-barang jarahan ini," tutur Sharon-Kotler dari militer Israel.

Israel juga melakukan puluhan operasi rahasia di Lebanon selatan. Operasi tersebut bertujuan mencari dan menyita gudang senjata milik pasukan elite Radwan Hizbullah.

Barang jarahan awalnya diangkut secara manual oleh para tentara. Para tentara Israel berjalan kaki di malam hari sambil membawa senjata jarahan dari Lebanon ke Israel. Cara ini dilakukan agar tidak terdeteksi pihak musuh.

"Awalnya kami membawa rudal, senjata, dan kotak amunisi di punggung kami saat malam hari, tapi jumlahnya terlalu banyak. Punggung kami benar-benar lelah," ungkap seorang komando Israel.

Barang jarahan disimpan di puluhan gudang dan ruang bawah tanah rahasia di seluruh Israel. Tentara Israel telah melakukan operasi pengintaian dan persiapan di wilayah Lebanon selatan sejak September 2024.

2. Israel sita berbagai macam jenis senjata

Tentara Israel memasuki wilayah Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember 2024. Mereka menyita ribuan senjata dari basis militer Suriah tanpa perlawanan. Barang jarahan dari Suriah termasuk beberapa tank T-55, rudal antitank, bahan peledak Schwaz, senapan Kalashnikov, dan amunisi dalam jumlah besar.

"Situasi ini sangat aneh bagi kami. Kami bisa bebas mengambil barang dari pangkalan musuh tanpa pertempuran. Kami tinggal masuk dan mengangkut semua barang yang ada," ujar Idan, anggota unit tersebut. 

Dilansir Middle East Eye, Israel juga mengambil barang-barang koleksi berharga seperti senapan Prancis tahun 1930-an dan pistol langka milik pejuang Hizbullah. Israel juga menemukan senjata yang masih baru dan dalam kemasan. Total barang jarahan dari tiga wilayah tersebut bahkan dinilai cukup untuk membentuk pasukan kecil.

Proses pengumpulan barang jarahan biasanya dilakukan oleh unit khusus Israel. Meski begitu, banyak tentara reguler Israel yang juga melakukan aksi penjarahan secara pribadi tanpa perintah resmi.

3. Senjata jarahan sempat ingin dikirim ke Ukraina

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)
Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Israel mempelajari persenjataan musuh dari hasil jarahan sebagai bagian dari pengumpulan data intelijen mereka. Senjata-senjata tersebut kini disimpan di gudang khusus, siap dijual atau dikirim ke negara lain suatu saat nanti. Militer Israel juga memanfaatkan senjata jarahan ini untuk menjebak dan menipu pasukan Hamas dan Hizbullah.

Israel sempat mendiskusikan pengiriman sebagian senjata jarahan ke Ukraina. Namun, rencana tersebut ditunda karena Israel ingin menjaga netralitas, terutama terkait kepentingan Rusia di Suriah. Jumlah senjata jarahan juga dinilai terlalu kecil dibanding skala konflik Ukraina yang didukung Amerika Serikat dan negara Eropa.

Militer Israel berencana memanfaatkan kembali bahan peledak hasil jarahan untuk keperluan mereka. Pasukan Israel disebut membutuhkan banyak bahan peledak dalam operasi militer mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us