Netanyahu Puji Trump karena Berhasil Desak Hamas Bebaskan Sandera

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, atas kesuksesannya memberikan ultimatum kepada Hamas terkait dengan pembebasan gencatan senjata. Netanyahu menyebut gertakan itu berhasil mendesak Hamas untuk mematuhi kembali perjanjian.
"Kami bekerja sama sepenuhnya dengan AS untuk memastikan pemulangan semua sandera dengan segera dan kami sepenuhnya siap untuk langkah selanjutnya dalam segala aspek," kata Netanyahu, dilansir Anadolu Agency, Minggu (16/2/2025).
Dalam sebuah pernyataan, kantor Netanyahu mengatakan Hamas telah berupaya melanggar perjanjian gencatan senjata dengan niat menunda pembebasan sandera pada Sabtu. Kelompok tersebut juga dituduh menciptakan krisis palsu dengan tuduhan tak berdasar.
Langkah itu membuat Trump sebelumnya bereaksi untuk membatalkan gencatan senjata jika sandera tak dibebaskan hingga Sabtu kemarin.
1. Hamas bebaskan 3 sandera, Israel 369 orang
Pada Sabtu, Hamas kembali membebaskan 3 orang sandera berkewarganegaraan AS, yakni Sagui Dekel Chen, Iair Horn, dan Sasha Troufanov. Sebagai balasan, Israel mulai membebaskan 369 tahanan Palestina.
Pertukaran sandera ini merupakan yang keenam kalinya oleh kedua pihak sejak gencatan senjata pada Januari disepakati. Para sandera Israel dibebaskan secara seremonial oleh Hamas.
"Tiga sandera yang kembali saat ini didampingi oleh pasukan khusus IDF dan pasukan ISA saat mereka kembali ke wilayah Israel, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal," kata sebuah pernyataan, dilansir ABC News.
Sementara pembebasan warga Palestina dari penjara Israel juga menuai sorak-sorai dari para warga di Ramallah, Tepi Barat. Dari 369 warga Palestina yang dibebaskan pada Sabtu, 333 telah ditangkap di Jalur Gaza tak lama setelah konflik pecah pada 7 Oktober 2023.