Menurut laporan GHREN, saat demonstrasi besar-besaan di Nikaragua pada April 2018 dimulai, terdapat pertemuan dari aparat keamanan dan militer. Mereka menyebut akan ada kudeta yang didorong oleh organisasi masyarakat.
Melansir El Pais, sejumlah pakar PBB menemukan bahwa kekerasan dan represi di tengah demonstrasi sudah diperintahkan langsung oleh Ortega dan Murillo. Pasangan itu memerintahkan tentara untuk membubarkan paksa demonstran dengan segala cara, termasuk kekerasan.
Salah satu pihak yang terlibat adalah Kepala Staf Militer Nikaragua, Bayardo Rodriguez. Dia mengaku mendapat perintah dari presiden untuk memerintahkan berbagai unit militer dalam menetralisir siapapun yang terlibat dalam demonstrasi.
"Untuk pertama kalinya, testimoni didapat dari orang yang berada di dalam sistem itu sendiri. Kami dapat mengatakan bahwa tentara, meski mereka menampiknya, ternyata secara aktif terlibat bersama polisi dan paramiliter untuk melakukan kekerasan," terang Reed Brody, salah seorang anggota GHREN.