Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Venezuela Siap Angkat Senjata Bersama Kuba-Nikaragua Lawan Intimidasi

Bendera Venezuela. (Johanna Itriago, CC BY-SA 3.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, pada Minggu (12/1/2024), siap angkat senjata dan melawan untuk mempertahankan negaranya. Ia mengaku akan mengajak Kuba dan Nikaragua untuk bersama-sama berperang jika diperlukan. 

Pada 10 Januari, Maduro resmi dilantik sebagai presiden dan masuk ke periode ketiga di Venezuela meski dipenuhi kontroversi. Presiden sayap kiri tersebut dinyatakan menang oleh Dewan Pemilu Nasional (CNE) tanpa publikasi bukti yang kuat dan transparan. 

1. Sebut Venezuela tidak berbuat salah dengan negara Amerika Latin lainnya

Maduro mengungkapkan, negaranya berhak mempertahankan diri dan memperjuangkan perdamaian. Ia menyebut, Venezuela tidak pernah berbuat salah dengan negara-negara Amerika Latin lainnya. 

"Venezuela merencanakan bersama Kuba dan Nikaragua sebagai saudara tua untuk mengangkat senjata dalam memperjuangkan perdamaian, kedaulatan, dan hak-hak bersejarah dari negara kami," terang Maduro, dikutip EFE

Ia pun menyerukan pembentukan aliansi besar dunia seperti pada 80 tahun lalu dalam memberantas fasisme. Maduro menyebut jika fasisme mulai bangkit maka harus ada yang berani melawannya, termasuk dengan cara berperang. 

Presiden Venezuela itu mengklaim bahwa tidak ada yang salah pada Venezuela yang akan memperjuangkan pada kebaikan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri. Ia meminta seluruh negara lain untuk menghargai rakyat Venezuela. 

2. Maduro klaim akan ada permulaan baru di Venezuela

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Maduro menyatakan bahwa kemenangannya adalah sebuah awal baru di Venezuela. Ia pun menolak tuduhan kudeta dan penolakan dari oposisi terkait pelantikannya. 

"Venezuela saat ini dalam keadaan damai dan menjunjung penuh nilai demokrasi yang berdaulat atas keinginan dari rakyat Venezuela. Saya menyatakan kemanangan dari perdamaian, stabilitas, konstitusi dan demokrasi, beserta kejujuran," tuturnya. 

Melansir CNN, koalisi oposisi Venezuela, Democratic Unitary Platform (PUD) sudah mengadakan perhitungan sendiri setelah pemilu pada Juli lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa Edmundo Gonzalez Urrutia memenangkan pilpres dengan perolehan suara 67 persen berbanding 30 persen. 

Hasil tersebut diakui oleh sejumlah pengawas independen, seperti Carter Center dan Colombian Electoral Mission, serta analisa dari CNN. 

3. Gonzalez Urrutia hampir kembali ke Venezuela

Pemimpin oposisi Venezuela, Edmundo Gonzalez Urrutia, mengatakan bahwa dirinya hampir saja kembali ke Venezuela. Ia mengajak militer Venezuela untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan Maduro. 

"Maduro telah melanggar konstitusi dan menjadi diktator di Venezuela. Dia dilantik tanpa disambut oleh rakyat dan pemerintah negara lain yang menghargai demokrasi. Dia hanya diakui oleh sejumlah negara diktator, seperti Kuba, Kongo, dan Nikaragua," ungkapnya, dilansir Mercopress

"Saya hampir masuk ke Venezuela. Saya siap masuk dengan aman di saat yang tepat. Saya menyerukan seluruh rakyat agar bekerja sama dengannya untuk menjamin pengembalian demokrasi di Venezuela," tambahnya. 

Sebelumnya, sembilan mantan presiden di Amerika Latin menyatakan siap menemani Gonzalez Urrutia kembali ke Venezuela. Mereka mendukung Urrutia sebagai presiden terpilih dan menolak klaim kemenangan Maduro. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us