DK PBB Sepakati Resolusi Hentikan Serangan Houthi di Laut Merah

DK PBB juga tuntut Houthi bebaskan kapal Galaxy Leader

Jakarta, IDN Times - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi pada Rabu (10/1/2024) yang menuntut Houthi Yaman mengakhiri serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah. DK PBB juga menuntut Houthi untuk membebaskan kapal Galaxy Leader yang dioperasaikan Jepang tahun lalu.

“Pesan dunia kepada Houthi hari ini jelas. Hentikan serangan-serangan ini segera,” kata Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfiel, setelah pemungutan suara. AS mensponsori resolusi tersebut bersama Jepang.

“Dengan resolusi ini, Dewan telah memenuhi tanggung jawabnya untuk membantu memastikan arus bebas transit yang sah melalui Laut Merah terus berlanjut tanpa hambatan,” tambah Thomas-Greenfield.

1. Tidak ada suara yang menentang

Sebanyak 11 anggota dewan memberikan suaranya pada Rabu untuk menindak Houthi yang berpihak pada Iran, guna menghentikan semua serangannya yang menghambat perdagangan global. Serangan Houthi juga mengganggu kebebasan navigasi dan perdamaian regional.

Empat negara termasuk Aljazair, China, Mozambik dan Rusia memilih untuk abstain. Namun, tidak ada negara yang memberikan suara menentang. China dan Rusia memilih tidak menggunakan suaranya.

AS mencatat Houthi telah melakukan 26 serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak membajak Galaxy Leader dan 25 awaknya pada 19 November 2023.

Baca Juga: Houthi Luncurkan Serangan Rudal dan Drone Terbesar di Laut Tengah

2. AS dan Inggris menentang ketiga usulan amandemen Rusia

Resolusi DK PBB mendapat 9 suara "ya" dari 15 anggota tetap, sehingga tidak diperlukan veto. Sebelum pemungutan suara, dewan menolak tiga usulan amandemen Rusia. Dua usulan amandemen mendapat empat suara "ya" dan satu mendapat lima suara.

AS dan Inggris bersama-sama memberikan suara yang menentang usulan ketiga amandemen Moskow. Namun, hak veto mereka tidak dihitung karena amandemen tersebut gagal mendapatkan minimal 9 suara "ya".

Duta Besar Rusia, Vassily Nabenzia, mengatakan Moskow mengutuk serangan terhadap kapal sipil. Namun, dia juga menyebut tujuan dari dibentuknya koalisi bersama oleh AS dan sekutunya adalah untuk melegitimasi tindakannya agar mendapat restu terbuka dari Dewan Keamanan.

3. Rusia mengajukan amandemen dengan niatan buruk

Amandemen yang gagal menjelaskan bahwa resolusi tersebut tidak akan menjadi preseden dan akan menggantikan ketentuan yang memperhatikan hak-hak negara anggota sesuai hukum internasional, melindungi kapal dari serangan, termasuk serangan yang melanggar hak dan kebebasan navigasi.

Sementara, amandemen ketiga akan menambahkan pernyataan yang menunjukkan eskalasi di Gaza adalah penyebab utama situasi yang terjadi saat ini di Laut Merah.

Thomas-Greenfield menuduh Moskow mengusulkan amandemen dengan niatan yang buruk di menit-menit akhir. Dia juga mengatakan bahwa amandemen tersebut tidak sesuai kenyataan.

“Houthi hanya mabuk kekuasaan,” katanya.

Dia menambahkan, usulan amandemen tersebut secara salah dengan mengutip konflik di Gaza sebagai penyebab serangan hanya akan semakin menguatkan Houthi dan menciptakan preseden berbahaya bagi dewan untuk melegitimasi hal ini.

“Houthi menargetkan sejumlah kapal, beberapa di antaranya dimiliki atau dioperasikan oleh Israel. Jadi, yang menjadi permasalahan di sini bukanlah konflik tertentu, melainkan prinsip sederhana dalam menjunjung kebebasan navigasi dan jalur air yang penting bagi arus bebas perdagangan global," katanya.

Baca Juga: AS dan 12 Sekutu Ancam Houthi untuk Setop Serangan di Laut Merah

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya