Dukungan Barat untuk Ukraina Meningkat, Picu Perang Nuklir?

Kebijakan AS dapat menimbulkan konflik terbuka

Jakarta, IDN Times - Perwakilan diplomat senior dari Rusia memperingatkan bahwa peningkatan dukungan dari Barat untuk Ukraina dapat memicu terjadinya konflik terbuka antara kekuatan nuklir.

Saat berbicara pada konferensi PBB pada Kamis (2/3/2023), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengecam tindakan AS dan sekutunya sebab dapat memicu konflik secara terbuka.

AS dan sekutunya secara terbuka menyatakan tujuan untuk mengalahkan Rusia dalam perang yang disebut perang "hibrida". Mereka beralasan bahwa tindakan Rusia telah melanggar perjanjian internasional dengan perang yang dilakukan di Ukraina yang tak terkendali.

Baca Juga: Korut Peringatkan AS: Akan Kami Balas Nuklir dengan Nuklir!

1. Keterlibatan AS dan NATO di Ukraina dapat memicu bencana besar

Melansir The Associated Press, Ryabkov telah memperingatkan bahwa kebijakan AS dan NATO tentang peningkatan keterlibatan mereka dalam konfrontasi militer di Ukraina, dapat memicu terjadinya perang nuklir dan konsekuensi bencana besar.

Ryabkov juga menekankan bahwa tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin menangguhkan perjanjian START Baru 2010 serta pakta senjata nuklir yang tersisa, merupakan tanggapan atas aksi AS dan NATO di Ukraina.

Namun, Moskow tidak secara penuh menarik diri dari pakta nuklir tersebut. Ryabkov juga telah menegaskan bahwa Rusia akan tetap menghormati batas tertinggi kepemilikan nuklir yang telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Baca Juga: Rusia Resmi Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS

2. Rusia tidak akan berdiam diri jika AS akan melakukan uji coba nuklir

Melansir Economic Times, Ryabkov juga mengatakan menyalahkan AS atas atas kegagalan ratifikasi larangan global untuk kepemilikan senjata nuklir. Dia juga menegaskan kembali tentang peringatan Putin bahwa Moskow akan tetap melanjutkan uji coba nuklir jika AS melakukan rencananya.

Secara efektif, AS memikul tangung jawab atas perjanjian nuklir itu, meskipun perjanjian tersebut belum berlaku lebih dari seperempat abad setelah ditandatangani. Ryabkov juga mengatakan bahwa AS secara terbuka menunjukan niatan untuk melanjutkan uji coba nuklir.

"Kami tidak bisa berdiam diri," kata Ryabkov, menekankan bahwa jika AS melakukan uji coba nuklir, "kami terpaksa menanggapi."

“Tidak seorang pun boleh memiliki ilusi berbahaya bahwa paritas strategis global dapat dihancurkan,” tambah Ryabkov.

Baca Juga: Menlu Retno Serukan Aksi Nyata Dorong Perlucutan Senjata Nuklir

3. AS dan sekutu Eropanya mendesak G20 untuk menekan Rusia agar mengakhiri konflik di Ukraina

Dalam pertemuan singkat saat saat konferensi negara G20 di India, Menteri Luar Negeri AS AS Antony Blinken sempat berbicara dengan Menlu Rusia, Sergio Lavrov tentang tiga hal penting yang di inginkan AS kepada Rusia. Salah satunya tentang mendesak Rusia untuk membatalkan keputusannya dalam perjanjian nuklir START Baru.

Namun pada saat itu, Lavrov tidak memberi tanggapan sama sekali atas pembicaraan yang dilakukan oleh Blinken di sela-sela konferensi tersebut.

Sementara AS dan sekutu Eropanya terus mendesak negara-negara G20 untuk terus menekan Rusia agar mengakhiri konflik di Ukraina, yang saat ini telah memasuki tahun kedua invasinya.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya