Rudal Hizbullah Hantam Rumah Warga Sipil Israel, 2 Orang Tewas 

Serangan terjadi pada hari ke-100 konflik Israel-Hamas

Jakarta, IDN Times - Sebuah rudal anti-tank yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan dua warga sipil Israel. Rudal tersebut diluncurkan pada Minggu (14/1/2024), menghantam rumah warga Israel di sebuah kota dekat perbatasan.

Serangan itu terjadi pada hari ke-100 setelah konflik Israel dan Hamas kembali meletus pada 7 Oktober lalu. Perang telah menewaskan hampir 24 ribu warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar Gaza. 

Serangan pada Minggu dari Hizbullah meningkatkan kehawatiran baru akan perluasan konflik yang meletus dengan latar belakang konflik Israel-Hamas. Sejauh ini, serangan Hamas ke Israel telah menewaskan sekitar 1.200 orang.

Baca Juga: Hamas Tayangkan Video Sandera, Desak Penghentian Serangan Israel 

1. Serangan terjadi setelah tiga militan Hizbullah tewas saat menyeberang ke Israel

Ketegangan di perbatasan Israel-Labanon semakin meningkat. Aksi baku tembak antara militer Israel dan militan Hizbullah hampir setiap hari terjadi perbatasan kedua negara tersebut.

Serangan rudal Minggu terjadi sehari setelah Israel mengatakan bahwa pihaknya telah membunuh tiga militan yang menyeberang ke Israel dari Lebanon. Ketiga militan tersebut mencoba melakukan serangan.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan berhenti menyerang Israel sebelum gencatan senjata dilakukan di Gaza.

“Kami terus melanjutkan, dan front kami menimbulkan kerugian pada musuh dan memberikan tekanan pada pengungsi,” kata Nasrallah dalam pidatonya, mengacu pada puluhan ribu warga Israel yang telah meninggalkan wilayah perbatasan utara.

2. Israel bantah telah melakukan genosida

Jumlah kematian dan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza akibat serangan Israel memicu Afrika Selatan megajukan tuduhan genosida terhadap Tel Aviv ke Mahkamah Internasional.

Namun, dengan tegas Israel membantah tuduhan tersebut. Tel Aviv berjanji untuk terus melanjutkan serangannya meskipun pengadilan di Den Haag mengeluarkan perintah agar agresinya di Jalur Gaza dihentikan.

“Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, tidak ada poros kejahatan dan tidak ada orang lain,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam, dikutip Independent.

Baca Juga: Israel di Mahkamah Internasional: Kamilah yang Jadi Korban Genosida!

3. AS lindungi Israel

Israel juga mendapat tekanan dari pihak internasional untuk mengakhiri perangnya di Gaza. Akan tetapi, hingga saat ini Tel Aviv masih terlindung oleh dukungan diplomatik dan militer Amerika Serikat (AS).

Pada Sabtu, ribuan orang turun ke jalan, di Washington, London, Paris, Roma, Milan dan Dublin. Mereka menuntut untuk diakhirnya perang Israel-Hamas. Para pengunjuk rasa yang berkumpul di Gedung Putih membawa poster yang menuliskan kritikan terhadap dukungan tak tergoyahkan Presiden AS, Joe Biden terhadap Israel.

Akhir-akhir ini, Israel telah mengurangi serangannya di Gaza utara, namun melancarkan operasi besar-besaran di kota selatan, Khan Younis. Israel juga membangun kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah.

“Tidak ada seorang pun yang bisa bergerak,” kata Rami Abu Matouq, yang tinggal di kamp Maghzai. “Pesawat tempur, penembak jitu, dan tembakan ada di mana-mana,” katanya.  "Beberapa bangunan telah terkena serangan udara dan penembakan selama dua hari terakhir namun tidak ada yang bisa mencapainya untuk mencoba menyelamatkan korban yang selamat," imbuh Abu Matouq, dikutip The Associated Press News.

Baca Juga: Israel Disidang di Mahkamah Internasional Hari Ini

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya