Taliban Tangkap Perempuan Afghanistan karena Berjilbab Buruk

Pukulan terbaru bagi perempuan di Afganistan

Jakarta, IDN Times - Taliban menangkap perempuan di ibu kota Afghanistan karena dinilai mengenakan jilbab secara buruk. Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Wakil dan Kebijakan negara tersebut pada Kamis, (4/1/2024).

Ini merupakan konfirmasi resmi pertama kalinya dari pemerintah Taliban Afghanistan atas tindakan keras terhadap perempuan yang tidak mengikuti aturan Taliban. Aturan wajib mengenakan jilbab juga diterapkan di Iran dalam beberapa dekade.

Perkembangan tersebut menjadi pukulan terbaru bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan. Sebelumnya, mereka telah dilarang untuk bersekolah, bekerja, dan dibatasi aksesnya terhadap ruang publik.

Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Berkunjung ke Band-e-Amir

1. Tidak disebut berapa banyak perempuan yang ditangkap

Juru bicara Kementerian Kebijakan, Abdul Ghafar Farooq tidak menyebut berapa banyak perempuan yang ditangkap atau berapa banyak yang menggunakan hijab yang disebut buruk.

Pada Mei 2022, Taliban telah mengeluarkan dekrit bagi perempuan agar hanya memperlihatkan mata mereka dan merekomendasikan agar mereka mengenakan burqa dari kepala hingga ujung kaki. Seruan tersebut serupa dengan pembatasan pemerintah Taliban saat memerintah pada 1996 dan 2001.

Penangkapan terjadi kurang dari seminggu setelah Dewan Keamanan PBB meminta utusan khusus terlibat dengan Taliban, khususnya mengenai gender dan hak asasi manusia. Polisi akan merujuk masalah pengenaan jilbab tersebut ke otoritas kehakiman dan kemungkinan perempuan tersebut akan dibebaskan dengan jaminan ketat.

“Di setiap provinsi, mereka yang pergi tanpa hijab akan ditangkap,” kata Farooq, memperingatkan.

Baca Juga: Taliban Larang 100 Mahasiswi Afghanistan Kuliah di Dubai

2. Perempuan yang ditangkap dianggap gagal mengikuti saran pemerintah

Berbicara kepada The Associated Press melalui catatan suara, Farooq menjelaskan bahwa kementeriannya telah menerima laporan mengenai kurangnya perempuan dalam mengenakan jilbab dengan benar di ibu kota dan provinsi selama hampir dua setegah tahun.

Pejabat kementerian telah memberikan rekomendasi kepada perempuan agar mereka mengikuti aturan berpakaian. Petugas polisi perempuan dikirim guna menangkap para perempuan tersebut setelah mereka gagal mengikuti saran.

“Ini adalah segelintir perempuan yang menyebarkan hijab buruk di masyarakat Islam,” ujar Farooq. “Mereka melanggar nilai-nilai dan ritual Islam, dan mendorong masyarakat dan saudara-saudara terhormat lainnya untuk menggunakan hijab yang buruk,” katanya.

3. Keprihatinan AS terhadap aturan Taliban kepada perempuan

Taliban mengkritik gagasan dari Dewan Kemamanan PBB dengan mengatakan bahwa utusan khususnya telah mempersulit tindak lanjut penerapan solusi eksternal.

Di sisi lain Amerika aat menyatakan dukungannya pada utusan khusus untuk Afghanistan, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller mengatakan, AS tetap prihatin dengan keputusan represif Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan.

Miller juga prihatin atas kengganan pemerintah Taliban untuk mendorong pemerintahan yang inklusif. Menurutnya, keputusan yang diambil Taliban berisiko menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada masyarakat Afghanistan.

Selain itu, keputusan itu juga semakin menjauhkan Taliban dari normalisasi hubungan dengan komunitas internasional, tutur Miller.

Baca Juga: Taliban: Marwah Perempuan Akan Hilang Jika Wajahnya Dilihat Laki-laki

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya