Jakarta, IDN Times - Komandan militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Hassan al-Hamwi, mengungkapkan bahwa pemberontak Suriah telah merencanakan penggulingan Presiden Bashar al-Assad sejak setahun yang lalu. Bahkan, operasi yang disebut "Mencegah Agresi" ini telah dipersiapkan selama bertahun-tahun.
Pada 2019, pemerintah Assad melancarkan operasi terhadap pasukan oposisi di barat laut Suriah, memaksa faksi-faksi yang kurang terkoordinasi mundur ke provinsi Idlib. Sejak itu, HTS menyadari bahwa untuk mengalahkan rezim, mereka perlu mengatur dan menyatukan berbagai kelompok oposisi menjadi pasukan tempur yang terlatih.
"Setelah kampanye terakhir (Agustus 2019), di mana kami kehilangan wilayah yang signifikan, semua faksi revolusioner menyadari bahaya kritis – masalah utamanya adalah tidak adanya kepemimpinan yang terpusat dan kendali atas pertempuran," kata al-Hamwi, yang telah memimpin sayap militer selama 5 tahun, dalam wawancaranya dengan The Guardian.
HTS pun mengajak kelompok-kelompok lain untuk bergabung di bawah kepemimpinannya, dan tak segan untuk berperang dengan mereka yang menolaknya. Dalam waktu singkat, HTS berhasil menjadi kekuatan dominan di barat laut Suriah.