Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Israel. (pexels.com/Leonid Altman)

Intinya sih...

  • Benny Gantz menyerukan Netanyahu untuk membawa pulang para sandera dari Gaza, bukan mengizinkan pemukim masuk
  • Gantz meminta gencatan senjata di Gaza untuk kembalikan para sandera Israel dan menangguhkan pertempuran
  • Netanyahu bertekad Hamas harus dihancurkan, menyebabkan penderitaan bagi warga Palestina di Gaza

Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, menyerukan kepada pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membawa pulang para sandera dari Gaza, bukan mengizinkan pemukim lain memasuki wilayah kantong tersebut.

"Kami telah memberkati pemukiman di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), jadi marilah kita melestarikannya. Tidak ada yang perlu kita cari di Gaza, kecuali sandera dan keamanan," kata Gantz pada Kamis (28/11/2024), dikutip dari Anadolu Agency.

Di bawah hukum internasional, semua pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki dianggap ilegal.

1. Oposisi menuduh Netanyahu enggan mengakhiri perang di Gaza

Gantz yang merupakan mantan menteri Kabinet Perang, meminta Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, guna menjamin kembalinya para sandera Israel. Ia juga mengatakan kepada Netanyahu agar mulai membuat rencana dan menangguhkan pertempuran sampai rencana tersebut terwujud.

"(Netanyahu) harus memiliki cukup keberanian, jika dia bermaksud membebaskan para sandera, biarkan dia melakukannya. Namun, jika dia merasa tidak mampu melakukannya dan tidak bermaksud melakukannya, biarkan dia mengatakannya," ujarnya.

Oposisi Israel dan keluarga para tawanan menuduh Netanyahu menolak mengakhiri perang dan menarik diri dari Gaza karena takut pemerintahan koalisinya runtuh, di tengah ancaman menteri ekstremis untuk menarik diri dari koalisi yang berkuasa.

2. Warga Israel gelar protes pemulangan para sandera dari Gaza

Pada Selasa (26/11/2024) malam, puluhan warga Israel memadati jalan raya utama di Tel Aviv, menjelang kesepakatan gencatan senjata di Lebanon antara Israel-Hizbullah. Mereka memprotes pemulangan para sandera.

Sekitar 100 orang yang disandera masih ditahan di Gaza, sepertiganya diyakini telah tewas dalam serangan udara Israel. Sementara, sebagian besar lainnya yang ditawan oleh Hamas dibebaskan selama gencatan senjata tahun lalu.

Upaya terbaru untuk mengakhiri perang terhenti pada Oktober. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, mengatakan pada awal pekan ini bahwa ia akan memulai dorongan baru, tetapi pemerintahannya sekarang berada di hari-hari terakhir setelah terpilihnya kembali mantan Presiden Donald Trump.

3. Kegagalan gencatan senjata di Gaza, memberi penderitaan bagi warga Palestina

Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)

Di sisi lain, warga Palestina dan keluarga para tahanan Israel yang ditawan Hamas berharap gencatan senjata yang terjadi di Lebanon, akan mencakup gencatan senjata di Gaza. Meski sangat terkait, kedua perang tersebut sangat berbeda.

Di Lebanon, Israel mengatakan tujuannya adalah untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan bersama kedua negara, dan mengakhiri perang serangan kelompok tersebut ke Israel utara. Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 27 November 2024, dimaksudkan untuk melakukan hal itu. Sementara itu, tujuan serangan Israel di Gaza lebih luas.

Netanyahu telah bertekad dalam menegaskan bahwa Hamas harus dihancurkan sepenuhnya dan Israel harus mempertahankan kendali permanen atas sebagian wilayah tersebut. Pembicaraan selama berbulan-bulan telah gagal membuat Netanyahu menarik kembali tuntutan itu, bahkan gagal meyakinkan Hamas untuk membebaskan sandera berdasarkan ketentuan tersebut.

Kegagalan gencatan senjata di Gaza berarti penderitaan bagi warga Palestina. Mereka terus menderita di bawah operasi Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan mengusir hampir seluruh penduduk Gaza dari rumah mereka. Ratusan ribu orang kelaparan saat tinggal di kota-kota tenda yang kumuh saat musim dingin, dilansir Associated Press.

Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, yang telah membunuh 44.300 warga Palestina, yang sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak. Serta, melukai 104.700 lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N