Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)
Di sisi lain, warga Palestina dan keluarga para tahanan Israel yang ditawan Hamas berharap gencatan senjata yang terjadi di Lebanon, akan mencakup gencatan senjata di Gaza. Meski sangat terkait, kedua perang tersebut sangat berbeda.
Di Lebanon, Israel mengatakan tujuannya adalah untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan bersama kedua negara, dan mengakhiri perang serangan kelompok tersebut ke Israel utara. Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 27 November 2024, dimaksudkan untuk melakukan hal itu. Sementara itu, tujuan serangan Israel di Gaza lebih luas.
Netanyahu telah bertekad dalam menegaskan bahwa Hamas harus dihancurkan sepenuhnya dan Israel harus mempertahankan kendali permanen atas sebagian wilayah tersebut. Pembicaraan selama berbulan-bulan telah gagal membuat Netanyahu menarik kembali tuntutan itu, bahkan gagal meyakinkan Hamas untuk membebaskan sandera berdasarkan ketentuan tersebut.
Kegagalan gencatan senjata di Gaza berarti penderitaan bagi warga Palestina. Mereka terus menderita di bawah operasi Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan mengusir hampir seluruh penduduk Gaza dari rumah mereka. Ratusan ribu orang kelaparan saat tinggal di kota-kota tenda yang kumuh saat musim dingin, dilansir Associated Press.
Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, yang telah membunuh 44.300 warga Palestina, yang sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak. Serta, melukai 104.700 lainnya.