P Diddy Hadapi Lebih dari 100 Gugatan Baru terkait Kekerasan Seksual

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 orang, termasuk anak-anak, akan menuntut musisi rap Amerika Serikat (AS), Sean 'Diddy' Combs, atas penyerangan seksual, pemerkosaan dan eksploitasi seksual.
Tony Buzbee, seorang pengacara yang berbasis di Texas, mengatakan bahwa total korban yang ia wakili mencapai 120 orang, dengan 25 di antaranya merupakan anak di bawah umur. Ini adalah pertama kalinya musisi yang akrab disapa P Diddy tersebut dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.
"Rahasia terbesar dalam industri hiburan, yang sebenarnya bukan rahasia sama sekali, akhirnya terungkap kepada dunia. Dinding keheningan kini telah dipatahkan, dan korban terus berdatangan," kata Buzbee pada Selasa, dikutip dari France 24.
1. Sebagian besar korban dibius
Dalam konferensi pers di Houston, Buzbee mengatakan bahwa lebih dari 3 ribu orang telah melaporkan tuduhan terhadap P Diddy. Ia pun mengajak orang-orang yang mungkin pernah menjadi korban untuk berani membuka suara.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pelecehan yang diduga dilakukan oleh penyanyi rap tersebut dan rekan-rekannya melibatkan penggunaan obat bius.
“Menurut saya, 90 persen kasus, orang-orang ini dibius. Seorang perempuan yang berusia 22 tahun saat mengalami kekerasan seksual, mengatakan bahwa ketika Anda diberi minuman, dan sekarang kami tahu bahwa minuman tersebut dicampur dengan sesuatu. Jika Anda menolak meminumnya, Anda akan ditendang keluar dari pesta," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi sejak 1991 hingga tahun ini, dengan lokasi kejadian di Los Angeles, New York dan Miami. Adapun sebagian besar insiden terjadi setelah 2015.
Mayoritas penggugat mengklaim bahwa mereka diperkosa usai pesta yang diadakan oleh P diddy di tempat-tempat terkenal, serta di kediaman pribadi dan hotel.
2. Korban diiming-imingi kesuksesan di industri musik
Sementara itu, dugaan pelecehan terhadap anak di bawah umur sering kali terjadi dengan memanfaatkan janji ketenaran dan kekayaan di industri musik.
Seorang anak laki-laki, yang saat itu baru berusia 9 tahun, dibawa ke New York untuk mengikuti audisi di perusahaan rekaman milik P Diddy, Bad Boy Records.
“Dia mengalami pelecehan seksual, diduga dilakukan oleh Sean Combs dan beberapa orang lain di studio, dengan janji kepada kedua orang tuanya dan dirinya untuk mendapatkan kontrak rekaman,” kata Buzbee.
"Insiden lainnya, seorang individu, yang saat itu berusia 15 tahun, diterbangkan ke New York untuk menghadiri pesta, diberi obat bius dan kemudian dibawa ke ruang pribadi, diduga di hadapan Combs, di mana anak perempuan ini, yang masih di bawah umur, diperkosa, dan kemudian orang lain bergantian memperkosanya," ungkapnya.
Buzbee pun mengapresiasi keberanian mereka yang telah berani angkat bicara terlepas dari ketakutan akan ancaman pembalasan atau reaksi negatif dari komunitas mereka sendiri.
“Saya berharap melalui proses ini, banyak orang berkuasa, banyak rahasia kotor akan terungkap. Kami tahu apa yang berpotensi kami hadapi, dan seperti yang selalu terjadi dalam situasi seperti ini, ketika seorang selebriti terlibat, orang-orang bisa sangat jahat dan kejam," tambahnya.
3. P Diddy bantah tuduhan tersebut
Erica Wolff, pengacara yang mewakili P Diddy, mengatakan bahwa kliennya dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah.
"Combs berharap dapat membuktikan dirinya tidak bersalah dan membela dirinya di pengadilan, di mana kebenaran akan ditegakkan berdasarkan bukti, bukan spekulasi," kata Wolff dalam sebuah pernyataan kepada BBC.
P Diddy ditangkap pekan lalu dan saat ini menghadapi dakwaan kriminal atas tuduhan pemerasan dan perdagangan manusia demi tujuan seksual. Dia telah berada dalam tahanan setelah permohonan jaminannya ditolak, dan kini sedang menunggu persidangan. Ia sebelumnya membantah semua tuduhan kriminal yang ditujukan kepadanya.