Jakarta, IDN Times - Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, menghentikan program tunjangan untuk keluarga tahanan dan korban konflik dengan Israel. Kebijakan ini diumumkan melalui dekrit presiden pada Senin (10/2/2025).
Program bantuan tersebut akan dialihkan dari Kementerian Pembangunan Sosial ke lembaga baru bernama Yayasan Nasional Palestina untuk Pemberdayaan Ekonomi. Para penerima manfaat akan mendapatkan bantuan berbasis kesejahteraan sosial seperti warga Palestina lainnya.
Amerika Serikat (AS) dan Israel telah lama mengecam program tunjangan ini. Mereka menyebutnya sebagai "pay for slay" yang dianggap mendorong aksi kekerasan karena nilai tunjangan ditetapkan berdasarkan lama penahanan. Sementara, PA berargumen bantuan diperlukan keluarga yang kehilangan pencari nafkah.
Keputusan Abbas muncul saat PA berupaya menampilkan diri sebagai opsi kredibel untuk mengelola Gaza pasca perang. PA juga menghadapi tekanan finansial karena Israel menahan ratusan juta shekel dari pendapatan pajak mereka karena program ini.