Ilustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)
Kuwait telah mengadakan pemilu nasional untuk keempat kalinya dalam beberapa tahun untuk mengatasi kebuntuan politik yang sudah berlangsung lama. Pemilu bulan lalu merupakan yang pertama di bawah kepemimpinan Syekh Mishal, yang baru berkuasa pada Desember lalu setelah kematian saudara tirinya dan pendahulunya, Syekh Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah.
Parlemen akan bertemu untuk pertama kalinya pada hari Senin, tapi beberapa politisi menolak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.
Emir mengatakan kegagalan membentuk pemerintahan adalah akibat dari perintah dan ketentuan beberapa legislator.
“Kuwait telah melalui masa-masa sulit akhir-akhir ini sehingga tidak ada ruang untuk keraguan atau penundaan dalam mengambil keputusan sulit untuk menyelamatkan negara dan mengamankan kepentingan tertingginya,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.