Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL. (twitter.com/@UNPeacekeeping)

Jakarta, IDN Times – Kepala Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, menyerukan reformasi lembaga untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang. Dalam pernyataannya pada Senin (7/4/2025), Lacroix mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian harus beradaptasi agar tetap efektif menjalankan misi di lapangan.

"Upaya pemantauan di masa mendatang perlu mengatasi ancaman yang melampaui ranah fisik tradisional. Operasi pengaruh, serangan siber, dan bentuk ancaman hibrida lainnya menantang model konvensional kita dan menuntut pendekatan baru yang inovatif," kata Lacroix, dikutip dari Anadolu Agency.

Ia menyoroti masih digunakannya metode konvensional dalam pengawasan pasukan di wilayah konflik. Karena itu, Lacroix mengusulkan pemanfaatan teknologi yang lebih canggih dalam pemantauan.

1. Pengawasan harus gunakan teknologi maju

Drone Bayraktar TB2 buatan Turki. (unsplash.com/Hacı Elmas)

Menurut Lacroix, dinamika lingkungan operasi saat ini menuntut kecepatan dalam pelaporan dan respons. Pasukan perdamaian kini tidak cukup hanya hadir secara fisik, melainkan juga harus aktif memantau dan mampu merespons secara cepat terhadap situasi di lapangan.

"Kemampuan tersebut memungkinkan untuk mengamati bentang alam yang luas dan kompleks secara real-time, mengatasi keterbatasan metode lama yang terutama mengandalkan kehadiran fisik," jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa penggunaan teknologi tetap harus mematuhi prinsip-prinsip dasar pasukan perdamaian, yakni persetujuan, ketidakberpihakan, dan tidak menggunakan kekuatan.

"Pasukan penjaga perdamaian harus tetap dianggap sebagai pengamat yang kredibel dan netral, yang mampu mencatat serta melaporkan insiden secara akurat," lanjut Lacroix.

2. PBB kembangkan alat pemantau yang lebih efektif

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di