Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Personel TNI yang bertugas di UNIFIL Lebanon sedang melakukan latihan kontijensi. (Dokumentasi Puspen TNI)
Personel TNI yang bertugas di UNIFIL Lebanon sedang melakukan latihan kontijensi. (Dokumentasi Puspen TNI)

Intinya sih...

  • Pasukan TNI di Lebanon akan tetap mengikuti mandat PBB dan terus berkomunikasi dengan PBB
  • Pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, termasuk pasukan Indonesia, akan melanjutkan misi sesuai mandat PBB
  • Meskipun banyak tantangan, pasukan penjaga perdamaian akan terus menjalankan misi dan memastikan rencana darurat sudah siap
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Soemirat, menegaskan bahwa personel TNI yang ditugaskan di perbatasan Lebanon bersama UNIFIL PBB, akan tetap mengikuti mandat PBB.

“Tercatat 1.232 personel Indonesia yang saat ini ada di bawah komando Misi PBB di Lebanon. Pemerintah juga terus berkomunikasi dengan PBB untuk mengecek kondisi para personel Indonesia saat ini,” kata Roy, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/10/2024).

“PTRI New York juga terus melakukan koordinasi, terakhir tadi malam dengan Deputi Sekretaris Jenderal untuk urusan peacekeeping operation karena memang Indonesia adalah negara penyumbang personel terbesar untuk UNIFIL PBB di Lebanon,” ucap Roy.

Meski Israel sudah menyatakan ketidaksukaannya terhadap pasukan UNIFIL di Lebanon, namun pasukan Indonesia, khususnya, tetap akan mengikuti langkah yang ditetapkan PBB.

1. PBB pastikan UNIFIL masih lanjutkan misi di Lebanon

Wakil Sekjen PBB untuk Operasi Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix. (dok. UN Jakarta)

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, memastikan bahwa pasukan penjaga perdamaian di Lebanon akan melanjutkan misinya.

"Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) merasa berkewajiban untuk melanjutkan," ujar Lacroix.

Lacroix mengungkapkan, total ada 10.058 pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, yang merasa berkewajiban menjalankan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

2. Rencana darurat selalu diperbaharui

Satgas MTF Konga XXVIII-O/UNIFIL di Lebanon menggelar latihan rencana kontijensi TNI. (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

Meskipun banyak menghadapi tantangan, kata Lacroix, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa “rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui”.

"Tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa skenario kedua kalau situasi memburuk, sampai ke skenario terburuk yang mungkin terjadi, yang diharapkan tidak sampai pada evakuasi sebagian dan total," imbuh dia.

Dia menekankan bahwa akibat pertempuran yang sedang terjadi, sangat sulit untuk menilai dengan pasti bagaimana keadaan akan berkembang.

3. Israel minta UNIFIL PBB pindah dari perbatasan Lebanon

bendera Lebanon. (unsplash.com/Charbel Karam)

Sebelumnya, UNIFIL diamanatkan oleh DDK PBB untuk membantu tentara Lebanon menjaga daerah tersebut bebas dari senjata dan personel bersenjata selain dari Lebanon. Hal itu telah memicu ketegangan dengan Hizbullah yang didukung Iran, yang secara efektif mengendalikan Lebanon selatan.

Israel meminta pasukan penjaga perdamaian PBB awal minggu ini untuk bersiap pindah lebih dari 5 km (3 mil) dari perbatasan antara Israel dan Lebanon, yang dikenal sebagai Garis Biru.

“(Bersiaplah) sesegera mungkin untuk menjaga keselamatan Anda," demikian kutipan dari pesan dari Israel tersebut.

Editorial Team