Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)

Jakarta, IDN Times - Tim dokter yang merawat Paus Fransiskus di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sempat mempertimbangkan untuk menghentikan pengobatan saat kondisinya sangat kritis.

Profesor Sergio Alfieri, kepala tim medis, mengungkapkan momen paling berbahaya terjadi pada 28 Februari 2025. Saat itu, Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan parah.

Tim medis dihadapkan pada pilihan sulit antara menghentikan perawatan atau melanjutkan terapi dengan risiko merusak organ vital lainnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk melanjutkan perawatan atas saran Massimiliano Strappetti, perawat pribadi Paus.

"Coba segalanya, jangan menyerah," ujar Strappetti kepada tim medis, dikutip dari CNN.

Paus Fransiskus akhirnya keluar dari rumah sakit pada Minggu (23/3/2025) setelah dirawat selama 38 hari. Perawatannya kali ini menjadi yang terlama selama 12 tahun kepemimpinannya.

1. Paus Fransiskus mengalami 2 kali kritis

Profesor Alfieri menjelaskan bahwa situasi menjadi sangat kritis saat Paus tersedak menghirup muntahnya sendiri. Kondisi ini dinilai berbahaya bagi pasien dengan masalah pernapasan. Paus sendiri menyadari kegawatan kondisinya saat itu.

Tim dokter dihadapkan pada pilihan sulit. Mereka harus memutuskan apakah akan melanjutkan terapi agresif yang berisiko merusak ginjal dan sumsum tulang belakang pasien.

"Kami semua menyadari bahwa situasinya semakin memburuk dan ada risiko dia tidak akan bertahan," ungkap Alfieri dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera.

Kondisi kritis kedua terjadi ketika Paus tersedak saat makan. Kejadian ini kembali memperparah komplikasi pada paru-parunya. Profesor Alfieri menilai Paus sangat kooperatif dan menjalani semua terapi tanpa keluhan.

2. Proses perawatan di rumah sakit Gemelli

Paus Fransiskus menderita penuomonia di kedua paru-parunya. Ia juga memiliki riwayat pleurisy dan sebagian paru-parunya pernah diangkat saat masih muda, dilansir The Independent.

Selama perawatan, Vatikan sangat terbuka menginformasikan kondisi kesehatan Paus kepada publik. Tim dokter menyiapkan buletin medis dengan bantuan sekretaris pribadi Paus. Keterbukaan ini merupakan permintaan langsung dari Paus yang ingin masyarakat tahu kondisi sebenarnya.

Pada 10 Maret, Alfieri menyatakan Paus sudah tidak dalam kondisi kritis, meski masih perlu perawatan intensif. Selama pemulihan, Paus mulai bisa bergerak menggunakan kursi roda di bangsal rumah sakit dan sempat mentraktir pizza untuk seluruh staf yang merawatnya.

Alfieri juga mengungkapkan bahwa Paus sangat semangat untuk segera pulang.

"Kondisinya terus membaik dan saya paham beliau sudah siap kembali ke Santa Marta ketika suatu pagi ia merasa lebih sehat dan mulai menanyakan kapan bisa pulang," kata Alfieri, dilansir Daily Mail. 

3. Butuh 2 bulan untuk benar-benar pulih

Paus Fransiskus telah kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Tim dokter merekomendasikan agar ia menjalani fisioterapi mobilitas dan pernapasan, terutama untuk pemulihan suara. Paus juga disarankan mendapatkan bantuan medis 24 jam, termasuk terapi oksigen, untuk mengantisipasi kondisi darurat.

Kondisi kesehatan Paus berdampak pada jadwal Vatikan. Raja Charles dari Inggris dan Ratu Camilla terpaksa menunda rencana kunjungannya yang seharusnya berlangsung bulan depan. Penundaan dilakukan atas saran medis bahwa Paus membutuhkan waktu istirahat lebih lama, dilansir The Guardian.

Selama tujuh minggu terakhir, Paus tidak memimpin doa Angelus meski tetap memberikan refleksi mingguan. Melalui media sosial, Paus berterima kasih atas doa yang terus dipanjatkan untuknya dan mengajak umat berdoa bagi perdamaian di berbagai wilayah konflik seperti Ukraina dan Palestina.

Dokter menyatakan Paus membutuhkan waktu minimal dua bulan untuk pemulihan total. Meski demikian, ia telah mulai bekerja secara bertahap dengan menandatangani beberapa dokumen penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik