Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus menuntut investigasi untuk menentukan apakah serangan militer Israel di Gaza dapat dikategorikan sebagai genosida. Pernyataan ini tertuang dalam buku barunya yang akan dirilis pada Selasa (19/11/2024), dikutip dari Vatican News

Ini pertama kalinya Paus secara terbuka meminta penyelidikan tuduhan genosida Israel di Gaza. Sebelumnya, Paus hanya menyebut serangan Israel ke Gaza dan Lebanon melampaui batas moral dan tidak proporsional.

"Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida. Kita harus menyelidiki dengan cermat untuk menentukan apakah hal ini sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh ahli hukum dan badan internasional," ujar Paus, dilansir dari Politico.

Buku berjudul "Hope never disappoints. Pilgrims towards a better world" tersebut ditulis oleh Hernán Reyes Alcaide berdasarkan wawancara dengan Paus Fransiskus. Buku ini akan dirilis menjelang tahun Yubileum 2025 yang diperkirakan akan membawa lebih dari 30 juta peziarah ke Roma.

1. Israel dihujani tuduhan genosida

Komite Khusus PBB pada Kamis (14/11/2024) menilai serangan Israel di Gaza sesuai dengan karakteristik genosida. Komite ini juga menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai metode perang. Amerika Serikat (AS) sebagai pendukung utama Israel langsung mengecam kesimpulan tersebut.

Melansir Al Jazeera, Afrika Selatan telah membawa kasus dugaan genosida ke Mahkamah Internasional dengan dukungan beberapa negara termasuk Turki, Spanyol, dan Meksiko. Pada Januari lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida.

Sementara, berbagai organisasi HAM internasional terus mengumpulkan bukti dan kesaksian terkait dugaan pelanggaran hukum internasional di Gaza. Mereka juga turut mendesak dilakukannya investigasi independen terhadap tindakan Israel.

2. Israel bantah semua tuduhan

Israel membantah semua tuduhan genosida dan menyatakan bahwa mereka hanya memburu Hamas serta kelompok bersenjata lainnya.

Duta Besar Israel untuk Vatikan, Yaron Sideman, menyatakan bahwa justru serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang merupakan genosida terhadap warga Israel.

"Pembantaian genosida terjadi pada 7 Oktober 2023 terhadap warga Israel, dan sejak saat itu Israel hanya menjalankan hak membela diri dari serangan yang mengancam warganya. Menyebut tindakan ini dengan istilah lain sama saja dengan mendiskriminasi negara Yahudi," kata Sideman, dikutip dari Reuters.

Konflik terbuka berawal dari serangan balasan Hamas atas penindasan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang untuk dibawa ke Gaza. Hingga saat ini, puluhan sandera masih ditahan di Gaza. Israel menyatakan bahwa operasi militernya merupakan bentuk pembelaan diri yang sah.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk akibat sulitnya akses bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Kondisi ini diperparah rusaknya infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas air bersih akibat serangan Israel.

Hingga kini, konflik di Gaza telah menewaskan lebih dari 43.846 orang menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban merupakan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. 

3. Posisi Paus Fransiskus terkait konflik di Gaza

Di tengah situasi ini, Paus terus melakukan upaya diplomasi dengan bertemu berbagai pihak yang terlibat konflik.

Paus telah bertemu secara terpisah dengan keluarga sandera Israel dan warga Palestina yang terkena dampak perang. Minggu lalu, pemimpin Gereja Katolik ini menerima delegasi mantan sandera Israel yang telah dibebaskan dan keluarga mereka.

Tahun lalu, sempat terjadi kontroversi setelah pertemuan Paus dengan kelompok Palestina di Vatikan. Kelompok tersebut menyatakan bahwa Paus menggunakan kata genosida dalam pembicaraan pribadi, namun Vatikan membantah hal itu.

Pada September lalu, Paus juga telah mengecam keras pembunuhan anak-anak Palestina dalam serangan Israel di Gaza. Paus dinilai semakin kritis terhadap kritis terhadap Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik