Jakarta, IDN Times - Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengecualikan negara-negara termiskin dan terkecil di dunia dari tarif resiprokal. Tarif Trump dianggap dapat menghancurkan ekonomi dan memiliki dampak minimal pada defisit perdagangan AS.
UNCTAD mengatakan 28 dari 57 negara yang menjadi sasaran tarif masing-masing berkontribusi kurang dari 0,1 persen terhadap defisit perdagangan AS, tetapi menghadapi tarif hingga 50 persen. Negara-negara tersebut termasuk Laos, yang menghadapi tarif 48 persen, Mauritius 40 persen, dan Myanmar sebesar 45 persen.
Pada Senin (14/4/2025), badan PBB itu mengatakan banyak negara yang menjadi sasaran tarif tinggi tidak mungkin menjadi ancaman bagi ekonomi terbesar di dunia tersebut. Hal itu mengingat ukurannya yang kecil dan tingkat ekspor yang rendah, mengutip The Guardian.