PBB: Penipuan Siber Asia Tenggara Telah Menyebar Secara Global

Jakarta, IDN Times - Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan jaringan penipuan siber di Asia telah menyebar secara global. Geng-geng Asia Tenggara dan China telah meraup puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Mereka menyasar korban dalam berbagai kejahatan dunia maya dengan skema investasi palsu, mata uang kripto, penipuan asmara, dan penipuan lainnya.
Laporan ini disampaikan UNODC pada 21 April 2025, di tengah upaya tindakan keras resmi pemerintah di Asia Tenggara yang gagal untuk menahan mereka, dilansir NHK News pada Kamis (24/4/2025).
1. Jaringan kriminal tersebut menyebar ke Amerika Selatan hingga pulau Pasifik
UNODC mengungkapkan bahwa kompleks kejahatan berpindah-pindah karena penggerebekan baru-baru ini. Jaringan kriminal mereka tersebar di sepanjang daerah perbatasan di dalam dan luar di seluruh wilayah, terutama di Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina. Kini, jaringan tersebut telah memperluas operasinya ke Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Eropa, dan beberapa pulau Pasifik.
Kamboja telah melakukan penggerebekan, namun hal itu mendorong sindikat kejahatan untuk pindah ke lokasi yang lebih terpencil. Juru bicara pemerintah Kamboja, Pen Bona, mengatakan negaranya merupakan salah satu korban industri penipuan siber. Pihaknya berkomitmen untuk memeranginya.
"Pemerintah telah membentuk komisi ad-hoc diketuai oleh Perdana Menteri Hun Manet. Pemerintah berupaya meningkatkan penegakan hukum dan perangkat hukum sambil bekerja sama dengan mitra internasional dan PBB," kata Bona, dikutip dari France24.