Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, telah menyebabkan bencana kelaparan hingga malnutrisi pada warga Palestina. Pembatasan militer Israel telah memblokir bantuan selama berbulan-bulan. (x.com/UNLazzarini)
Perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, telah menyebabkan bencana kelaparan hingga malnutrisi pada warga Palestina. Pembatasan militer Israel telah memblokir bantuan selama berbulan-bulan. (x.com/UNLazzarini)

Intinya sih...

  • PBB memperingatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza terpangkas karena pembatasan yang diberlakukan Israel.

  • Kebutuhan warga Gaza terus meningkat, sementara kemampuan lembaga kemanusiaan untuk merespons semakin terhambat.

  • Bantuan yang disalurkan hanya mencakup setengah dari kebutuhan kalori minimum per keluarga hingga akhir bulan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza terus berkurang akibat pembatasan yang diberlakukan Israel. Padahal, kebutuhan warga sipil semakin melampaui kemampuan lembaga kemanusiaan untuk merespons.

Peringatan tersebut disampaikan PBB pada Senin (15/12) di tengah kondisi kemanusiaan Gaza yang kian memburuk meski gencatan senjata telah berlaku sejak 10 Oktober. Pembatasan akses bantuan disebut berdampak langsung pada skala dan jenis bantuan yang dapat disalurkan kepada warga paling rentan.

Juru Bicara PBB Farhan Haq menyatakan, pihaknya dan mitra kemanusiaan masih berupaya menjangkau keluarga yang membutuhkan. Namun, hambatan yang terus berlanjut membuat bantuan yang diberikan semakin terbatas.

Selain konflik dan pembatasan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan suhu dingin turut memperparah kondisi kehidupan warga Gaza, terutama bagi mereka yang tinggal di pengungsian dan tempat perlindungan darurat.

1. Kebutuhan melampaui kemampuan respons kemanusiaan

Aksi solidaritas Gaza padati Kedubes AS pada Selasa (7/10/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA), Farhan Haq menegaskan, kebutuhan warga Gaza terus meningkat, sementara kemampuan lembaga kemanusiaan untuk merespons semakin terhambat.

“PBB dan mitra kami terus menyalurkan bantuan kepada keluarga yang paling rentan,” kata Haq, dikutip dari Anadolu, Selasa (16/12/2025).

Namun, ia mengingatkan kebutuhan terus melampaui kemampuan para pekerja kemanusiaan untuk merespons, mengingat hambatan yang masih mereka hadapi. Ia juga menyoroti dampak cuaca terhadap situasi kemanusiaan.

“Badai hujan dan suhu yang lebih dingin juga memperburuk situasi di seluruh Jalur Gaza,” ujarnya.

Kondisi tersebut memperbesar risiko kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan pengungsi yang tinggal di tenda atau bangunan darurat.

2. Bantuan tenda dan upaya melindungi bayi baru lahir

Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) salurkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina di Jalur Gaza pada Senin (29/9/2025). (Dok. INH)

Meski menghadapi pembatasan, mitra PBB masih berupaya memberikan bantuan darurat, khususnya di sektor tempat tinggal dan perlindungan. Antara Kamis hingga Sabtu, mitra PBB menyalurkan ribuan perlengkapan darurat kepada keluarga terdampak.

Haq menyebutkan, bantuan tersebut mencakup 3.800 tenda, hampir 4.600 terpal, dan ribuan perlengkapan alas tidur yang disalurkan kepada sekitar 4.800 keluarga di Gaza.

Selain itu, PBB juga menaruh perhatian pada risiko kesehatan bayi. Haq mengatakan mitra PBB tengah merespons meningkatnya risiko hipotermia pada bayi baru lahir, dengan paket khusus yang diperoleh secara lokal dan disiapkan untuk didistribusikan.

“Paket-paket ini akan diberikan kepada para ibu dan pengasuh yang memiliki bayi baru lahir dan anak-anak yang masih sangat kecil,” bebernya.

3. Pembatasan Israel pangkas skala bantuan

Namun demikian, Haq menegaskan, sejak Jumat lalu volume bantuan yang masuk ke Gaza kembali dipangkas akibat pembatasan yang masih berlangsung.

“Sejak Jumat, dan akibat pembatasan yang terus memengaruhi kemampuan kami untuk membawa masuk bantuan dalam jumlah yang memadai, mitra kami sekali lagi terpaksa mengurangi bantuan yang diberikan,” ujar Haq.

Paket bantuan yang kini disalurkan hanya mencakup satu paket makanan, satu karung tepung, dan 1,5 kilogram biskuit berenergi tinggi, yang menurutnya hanya mencakup setengah dari kebutuhan kalori minimum per keluarga hingga akhir bulan.

Haq menegaskan kembali peringatan UNOCHA bahwa hambatan akses harus segera dihilangkan. “Hambatan ini harus dicabut, dan akses harus dipertahankan agar PBB dan mitra kami dapat menjangkau semua orang yang membutuhkan,” katanya.

Saat ditanya mengenai sumber pembatasan tersebut, Haq menyatakan, “Banyak di antaranya merupakan pembatasan yang berasal dari otoritas Israel.” Ia menambahkan PBB masih belum memiliki cukup titik perlintasan yang terbuka serta adanya pembatasan jenis barang yang boleh masuk.

Ia juga menyinggung pembatasan visa bagi staf kemanusiaan. “Ada pembatasan yang diberlakukan terhadap visa berbagai organisasi, termasuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), tetapi juga LSM internasional lainnya,” ujarnya.

Editorial Team