Protes anti-junta masih berlangsung di Negara Bagian Kachin, Dawei, Wilayah Sagaing dan ibu kota komersial Yangon pada Kamis. Dalam kesempatan itu para demonstran membawa spanduk dan membuat gerakan tiga jari untuk menentang militer.
Beberapa orang menunjukkan dukungan bagi mereka yang menentang kekuasaan militer di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu. Kota itu merupakan tempat terjadinya baku tembak antara tentara dan kelompok gerilya yang baru dibentuk pada Selasa. Kekerasan ini merupakan bentrokan bersenjata yang pertama di pusat kota besar sejak kudeta terjadi.
Setidaknya 877 orang telah tewas di tangan pasukan keamanan dan lebih dari 6 ribu orang ditangkap sejak kudeta, menurut Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok advokasi yang telah dinyatakan junta sebagai organisasi ilegal.
Sementara itu upaya diplomatik oleh negara-negara Asia Tenggara untuk mengakhiri krisis dan memulai dialog telah terhenti dan para jenderal mengatakan mereka akan tetap pada rencana mereka untuk memulihkan ketertiban dan mengadakan pemilihan dalam dua tahun.