Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
perempuan menggunakan cadar
perempuan menggunakan cadar (unsplash.com/Javad Esmaeili)

Intinya sih...

  • Masyarakat menuntut Kumar untuk bertanggung jawab atas tindakannya

  • Kumar dan pejabat Uttar Pradesh dilaporkan ke polisi karena insiden tersebut

  • Partai Kumar tegaskan bahwa kepala menteri tersebut selalu mendukung minoritas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat terkemuka di India menuai kecaman luas setelah sebuah video yang menunjukkan dirinya menarik cadar seorang perempuan Muslim viral di media sosial. Warganet, aktivis, dan politisi pun menuntut permintaan maaf serta pengunduran dirinya.

Aksi kontroversi ini muncul saat Nitish Kumar, kepala menteri negara bagian Bihar, menyerahkan surat pengangkatan sebagai dokter pengobatan alternatif dalam sebuah upacara di kota Patna pada Senin (15/12/2025). Saat giliran dokter bercadar tersebut tiba, pria berusia 74 tahun itu menunjuk ke kain yang dikenakannya dan memintanya untuk melepasnya. Sebelum dokter itu sempat bereaksi, Kumar mengulurkan tangannya dan menarik cadar perempuan itu hingga wajahnya terekspos.

“Apa yang terjadi dengan Nitish ji (gelar kehormatan dalam bahasa Hindi)? Kondisi mentalnya sekarang sudah sampai pada tahap sangat memprihatinkan, atau apakah Nitish Babu (sebutan kehormatan lainnya) sekarang sepenuhnya menjadi Sanghi 100 persen?” tulis Rashtriya Janata Dal (RJD), partai oposisi utama di Bihar, di platform media sosial X.

“Sanghi” merujuk pada anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi induk dari kelompok nasionalis Hindu sayap kanan yang sangat terkait dengan partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

1. Masyarakat tuntut Kumar untuk bertanggung jawab

Partai Kongres, oposisi nasional utama, turut mengeluarkan kecaman keras atas aksi Kumar, dengan menyebutnya sebagai tindakan keji.

"Inilah Kepala Menteri Bihar, Nitish Kumar. Lihatlah sikapnya yang tidak tahu malu – seorang dokter perempuan datang untuk mengambil surat pengangkatannya, dan Nitish Kumar menarik hijabnya. Seorang pria yang memegang posisi tertinggi di Bihar dengan terbuka melakukan tindakan keji seperti ini. Pikirkan – seberapa aman perempuan berada di negara bagian ini?" tulis partai tersebut di X, seraya mendesak pengunduran diri Kumar.

Pada Rabu (17/12/2025), anggota All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), partai politik yang mewakili Muslim dan minoritas lainnya, juga mengadakan protes di Mumbai dan menuntut agar tindakan pidana diajukan terhadap pemimpin Bihar tersebut.

Menurut Aakar Patel, ketua Amnesty International India, tindakan Kumar merupakan serangan terhadap martabat, otonomi, dan identitas perempuan yang dicabut cadarnya itu.

"Ketika seorang pejabat publik secara paksa membuka hijab seorang perempuan, hal ini memberikan pesan kepada masyarakat umum bahwa perilaku tersebut dapat diterima. Tidak ada seorang pun yang berhak mengawasi keyakinan atau pakaian seorang perempuan," katanya, seraya menyerukan akuntabilitas yang tegas atas tindakan tersebut.

2. Kumar dan pejabat Uttar Pradesh telah dilaporkan ke pihak kepolisian

Merespons kehebohan yang terjadi, Menteri Perikanan di negara bagian Uttar Pradesh, Sanjay Nishad, melontarkan pernyataan yang meremehkan seriusnya insiden tersebut.

"Mengapa ada begitu banyak kontroversi mengenai pelepasan burqa. Tangannya hanya menyentuh wajahnya. Jika tangannya menyentuh tempat lain, apa yang akan terjadi?" katanya seraya terkekeh.

Menurut laporan kantor berita India ANI pada Rabu, pemimpin Partai Samajwadi (SP), Sumaiya Rana, telah mengajukan pengaduan terhadap Kumar dan Nishad ke pihak kepolisian di Lucknow, ibu kota Uttar Pradesh.

Misham Zaidi, salah satu kuasa hukum yang mendampingi Rana, mengatakan bahwa tindakan Kumar dan pernyataan Nishad telah melukai kehormatan seorang perempuan.

“Apa yang dilakukan Sanjay Nishad telah memicu sentimen keagamaan. Ini merupakan kasus yang jelas berdasarkan Pasal 153A, karena Anda dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat memicu kerusuhan, menimbulkan keresahan, dan mengganggu ketertiban serta keamanan negara bagian," jelas Zaidi. Ia juga menambahkan bahwa pasal 354 akan diterapkan terhadap Kumar karena tindakannya yang menarik cadar.

3. Partai Kumar tegaskan bahwa kepala menteri tersebut selalu mendukung minoritas

Kumar sendiri belum menanggapi kritik terhadap dirinya. Pada Kamis (18/12/2025), partainya, Janata Dal-United (JD-U), menyatakan bahwa kepala menteri tersebut selalu mendukung minoritas selama 2 dekade masa kepimpinannya.

Dilansir dari Al Jazeera, Kumar memiliki hubungan politik yang sangat dekat dengan partai BJP yang dipimpin Modi. Bulan lalu, aliansi mereka memenangkan pemilihan dewan legislatif Bihar, di mana BJP untuk pertama kalinya muncul sebagai partai dengan perolehan kursi terbanyak.

BJP dan sekutunya telah lama berkampanye menentang penggunaan hijab oleh perempuan Muslim. Pada 2022, pemerintah Karnataka yang saat itu dipimpin BJP melarang penggunaan hijab di ruang kelas, yang memicu gelombang protes besar-besaran dari komunitas Muslim. Pada tahun yang sama, majelis Mahkamah Agung yang terdiri dari dua hakim mengeluarkan putusan berbeda dalam kasus tersebut, sehingga perdebatan dan politik terkait hijab terus berlanjut di negara tersebut. Sejumlah kelompok Hindu juga menuntut pelarangan hijab secara nasional.

India memiliki sekitar 200 juta penduduk beragama Islam. Sementara itu, di Bihar, jumlah umat Muslim mencapai hampir 18 persen dari total 127 juta penduduk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team