Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penangkapan (unsplash.com/mengmengniu)

Jakarta, IDN Times - Morgan Geyser, salah satu pelaku penusukan temannya pada 2014 untuk menyenangkan tokoh fiksi Slender Man, akan dibebaskan dari rumah sakit jiwa pada Kamis (9/1/2025).

Pada 2014, Geyser dan Weier membujuk Leutner untuk pergi ke hutan di Waukesha, Wisconsin. Di sana, mereka menikam Leutner sebanyak 19 kali menggunakan pisau dapur, dengan satu tusukan hampir mengenai jantung yang membuat Leutner nyaris tidak selamat.

Geyser dan Anissa Weier didakwa dengan percobaan pembunuhan berencana tingkat pertama. Geyser mengaku bersalah atas dakwaan tingkat pertama dan dijatuhi hukuman 40 tahun, sementara Weier dijatuhi hukuman 25 tahun.

Namun, keduanya tidak dinyatakan bersalah karena masalah penyakit mental dan dikirim ke Winnebago Mental Health Institute untuk menjalani perawatan.

1. Geyser tunjukkan kemajuan besar untuk pulih dari penyakit mental

Geyser telah menjalani hampir 7 tahun perawatan di Winnebago Mental Health Institute. Sejak Juni 2022, ia mengajukan empat kali permohonan pembebasan, yang kemudian dikabulkan oleh Hakim Michael Bohren setelah sebelumnya menolak petisi serupa.

Hakim menyatakan bahwa Geyser telah memaksimalkan perawatan dan tidak lagi dianggap sebagai ancaman bagi keselamatan publik. Meski kejahatan yang dilakukannya tergolong mengerikan, Bohren menilai Geyser menunjukkan kedewasaan dan pemulihan mental yang signifikan.

Kesaksian tiga psikolog yang ditugaskan juga memperkuat keputusan hakim. Mereka menilai Geyser menunjukkan kemajuan besar dalam enam bulan terakhir. Ia tidak mengonsumsi obat sejak awal 2023 dan tidak menunjukkan gejala gangguan mental apa pun, serta dikabarkan telah menyesali perbuatannya.

Para psikolog memperingatkan bahwa terus menahannya tanpa harapan justru dapat berdampak buruk pada kondisi mentalnya.

Sebelum kebebasan bersyaratnya diproses, Geyser yang kini berusia 22 tahun akan tetap berada di Winnebago Mental Health Institute hingga persiapan pembebasannya selesai. Setelah itu, ia diharapkan dapat tinggal di panti asuhan.

2. Pelaku lainnya mendapat pembebasan lebih awal

Pada 2021, Hakim Bohren mengabulkan pembebasan bersyarat bagi Weier dari rumah sakit jiwa lebih awal. Dalam surat yang ditulisnya, Weier menyatakan bahwa ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya, serta bertanggung jawab atas tindakannya.

"Saya minta maaf dan sangat menyesal atas penderitaan, rasa sakit, dan ketakutan yang telah saya sebabkan. Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya," kata tulis Weier

"Saya bersumpah setelah kejahatan yang saya lakukan, saya tidak akan pernah menjadi senjata lagi, dan saya bermaksud untuk menepati sumpah itu," tambah dia. 

Meski keputusan ini membuat keluarga korban kecewa karena berharap Weier mendapatkan hukuman yang lebih lama, mereka cukup puas dengan peraturan yang menyatakan bahwa Weier tidak diperbolehkan melakukan kontak dengan Leutner hingga 2039 dan harus dipasang alat pelacak di pergelangan kakinya.

3. Korban mengaku tidak terkejut dengan alasan pelaku untuk membunuhnya

Leutner, yang kini sudah pulih, mengaku tidak terkejut dengan alasan Geyser dan Weier dalam merencanakan pembunuhan itu. Selama berteman, keduanya memang sering kali membicarakan Slender Man dan mempercayai bahwa tokoh fiksi itu nyata, tapi Leutner tidak mempercayai hal tersebut.

Namun, Leutner terkejut saat mengetahui bahwa Geyser dan Weier telah lama merencanakan penyerangan tersebut hanya untuk menyenangkan 'Slender Man'.

Dalam wawancaranya dengan ABC News, Leutner mengatakan bahwa ia sudah pulih dan berusaha menjalani hidup normal meskipun mengalami trauma. Ia merasa sulit mempercayai orang lain, termasuk teman baru dan anggota keluarganya, sejak peristiwa itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team