Jakarta, IDN Times - Di sebuah ruang kelas di Universitas Sains dan Teknologi Busan, deretan peti mati tersusun rapi seperti alat praktikum. Namun, ini bukan latihan medis, melainkan pelatihan bagi calon direktur pemakaman di Korea Selatan.
Negara itu tengah menghadapi kenyataan pahit, populasinya menua cepat, sementara angka kelahiran terus menurun hingga jadi salah satu yang terendah di dunia. Kini, di tengah perubahan demografis besar itu, semakin banyak anak muda memilih pekerjaan yang dulu dianggap tabu: mengurus kematian.
Jang Jin-yeong, 27 tahun, salah satu mahasiswa jurusan administrasi pemakaman, mengaku memilih profesi ini karena melihat peluang besar.
“Dengan masyarakat yang menua, saya pikir permintaan untuk pekerjaan seperti ini akan terus tumbuh,” ujarnya, dalam kisahnya yang dibagikan The Straits Times, Selasa (4/11/2025).
Sementara, bagi mahasiswa lain, Im Sae-jin, 23 tahun, keputusan memilih pekerjaan ini datang dari pengalaman pribadi.
“Saat nenek saya meninggal, saya melihat betapa indahnya para petugas pemakaman menyiapkannya untuk perpisahan terakhir. Saya merasa sangat berterima kasih,” katanya.
