Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menhan AS Tiba di Korea Selatan, Akan Kunjungi Zona Demiliterisasi

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth tiba di Korea Selatan, Senin (3/11/2025), untuk kunjungan resmi yang menyoroti masa depan aliansi militer kedua negara dan ketegangan di Semenanjung Korea. Salah satu agenda pentingnya adalah kunjungan ke zona demiliterisasi (DMZ), perbatasan paling tegang di dunia yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara.

Kunjungan ke DMZ sering kali menjadi simbol kuat dari komitmen Washington terhadap keamanan Seoul, dan juga pesan langsung bagi Pyongyang bahwa kerja sama militer antara AS dan Korea Selatan tetap solid.

Hegseth dijadwalkan didampingi Menteri Pertahanan Korea Selatan Ahn Gyu-back dalam tur ke desa gencatan senjata Panmunjom, lokasi di mana kedua Korea menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 1953. Ini menjadi kunjungan pertama Hegseth ke kawasan tersebut sejak menjabat, dan datang pada saat hubungan antara Korea Utara dan dunia luar kembali menegang akibat uji coba rudal hipersonik terbaru yang dilakukan Pyongyang.

Menurut pejabat pertahanan AS, kunjungan ini juga akan menjadi kesempatan bagi Hegseth untuk meninjau kesiapan pasukan gabungan AS-Korsel yang terdiri dari sekitar 28.500 tentara Amerika di wilayah Korea Selatan.

Langkah simbolik ini juga diharapkan memperkuat kepercayaan publik Korea Selatan terhadap komitmen AS di tengah pembicaraan mengenai penyesuaian peran militer Washington di Asia Timur.

1. Kunjungan ke DMZ jadi simbol komitmen dan peringatan untuk Pyongyang

foto Zona Demiliterisasi diambil dari sisi Korea Selatan (commons.m.wikimedia.org/Daniel Oberhaus)
foto Zona Demiliterisasi diambil dari sisi Korea Selatan (commons.m.wikimedia.org/Daniel Oberhaus)

Zona demiliterisasi atau DMZ membentang sepanjang 250 kilometer, membelah Semenanjung Korea sejak akhir Perang Korea. Meski disebut demiliterisasi, kawasan ini dijaga ketat oleh pasukan bersenjata dari kedua belah pihak.

Hegseth disebut akan mengunjungi Panmunjom Truce Village, satu-satunya titik di DMZ di mana pasukan Korea Utara dan Korea Selatan berdiri hanya beberapa meter terpisah. Di tempat ini pula mantan Presiden AS Donald Trump sempat bertemu langsung dengan Kim Jong Un pada 2019.

Menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Hegseth akan menerima pengarahan langsung mengenai kondisi keamanan terkini, serta langkah-langkah pencegahan terhadap potensi provokasi dari Korea Utara.

“Kunjungan ini melambangkan dukungan penuh Amerika Serikat terhadap perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” ujar seorang pejabat Seoul, dikutip dari Channel News Asia.

Selain meninjau DMZ, Hegseth dijadwalkan berpartisipasi dalam Security Consultative Meeting (SCM) yang akan membahas arah baru kerja sama pertahanan kedua negara.

2. Situasi tegang di Semenanjung Korea

Presiden Donald Trump bertemu Kim Jong-Un di zona demiliterisasi (Dokumen KCNA)
Presiden Donald Trump bertemu Kim Jong-Un di zona demiliterisasi (Dokumen KCNA)

Kunjungan Hegseth ke DMZ dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan negara-negara tetangganya. Dalam beberapa pekan terakhir, Pyongyang kembali meluncurkan dua rudal hipersonik, yang disebut sebagai “uji sistem strategis baru.”

Langkah itu memicu kekhawatiran di Seoul dan Washington bahwa Korea Utara semakin mendekati kemampuan militer, yang dapat menembus pertahanan rudal sekutu.

Meski Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah berulang kali menyerukan dialog, Pyongyang sejauh ini tetap menolak, dengan alasan AS “masih bersikeras pada kebijakan bermusuhan.”

“Kami melihat uji coba rudal Korea Utara sebagai provokasi yang tidak dapat diterima,” kata Menhan Ahn Gyu-back dalam pernyataan pers.

“Namun kami tetap terbuka untuk dialog, asalkan dilakukan dengan niat tulus,” imbuhnya.

Kondisi ini menjadikan kunjungan Hegseth ke DMZ bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga pesan tegas bahwa AS tidak akan mundur dari komitmennya di kawasan.

3. Aliansi AS–Korsel di tengah dinamika baru Asia Timur

Tentara Amerika Serikat
Tentara Amerika Serikat. (unsplash.com/actuallyjoel)

Selain isu Korea Utara, kunjungan Hegseth juga menyoroti peran strategis AS di Asia Timur yang tengah mengalami perubahan besar. Washington disebut tengah mempertimbangkan untuk membuat kehadiran militernya di Korea Selatan lebih fleksibel, agar bisa merespons ancaman di wilayah lain seperti Laut China Selatan dan Taiwan.

Namun, Korea Selatan dilaporkan berhati-hati terhadap gagasan itu. Seoul khawatir pergeseran fokus militer AS akan melemahkan perlindungan langsung terhadap ancaman dari utara.

Meskipun begitu, kedua negara menegaskan kembali bahwa aliansi mereka tetap menjadi pilar stabilitas regional.

“Kunjungan ke DMZ adalah simbol paling jelas dari hubungan yang tak tergoyahkan antara Seoul dan Washington,” kata analis keamanan Kim Tae-hyun dari Universitas Korea.

“Ini adalah cara AS menunjukkan bahwa, meski fokusnya meluas, mereka tidak akan meninggalkan Korea Selatan,” serunya.

Hegseth dijadwalkan mengakhiri kunjungannya dengan meninjau fasilitas militer gabungan sebelum terbang kembali ke Washington.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Dasco Minta Pabrik Ban Michelin Cikarang Batalkan Proses PHK Buruh

03 Nov 2025, 20:10 WIBNews