Strategi Korea Selatan Hadapi Persaingan Dagang AS-China

- Korea Selatan memperkuat kerja sama dengan AS di sektor semikonduktor, baterai, bioteknologi, kapal, dan energi nuklir.
- Menteri Yeo menegaskan pentingnya menjaga komunikasi dengan China untuk stabilisasi rantai pasok di tengah ketegangan antara AS dan China.
- Korea Selatan berupaya diversifikasi mitra dagang dengan memperluas jaringan ke negara-negara berkembang dan kawasan Asia Tenggara.
Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yeo Han-koo, mengemukakan strategi negara tersebut dalam menghadapi persaingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dalam forum perdagangan Asia-Pasifik yang diselenggarakan di Korea Selatan, Yeo menegaskan pentingnya memperdalam kerja sama dengan AS dan menstabilkan rantai pasok dengan China.
Pada Selasa (28/10/2025), Yeo menyampaikan bahwa Korea Selatan berupaya melakukan diversifikasi mitra dagangnya agar tidak tergantung pada satu negara saja. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi tantangan global yang makin kompleks, terutama di tengah ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut.
1. Memperkuat kerja sama dengan AS
Yeo Han-koo menjelaskan bahwa Korea Selatan berfokus pada penguatan kerja sama di berbagai sektor dengan AS, seperti semikonduktor, baterai, bioteknologi, kapal, dan energi nuklir.
"Kami mengutamakan hasil yang terbaik dan saling menguntungkan bagi kepentingan nasional kami," ungkap Yeo.
Korea Selatan juga tengah merundingkan kesepakatan dagang dengan AS setelah mencapai kerangka awal pada Juli 2025, yang di dalamnya termasuk janji investasi sebesar 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) ke Amerika. Namun, rincian teknis perjanjian ini masih dalam pembahasan, sehingga belum dapat diselesaikan saat kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Korea Selatan.
Presiden Trump sendiri menyatakan pentingnya kerja sama di bidang pembuatan kapal, yang menjadi bagian utama dalam perjanjian ini.
"Kami sangat terlibat dalam menghidupkan kembali industri manufaktur, pertahanan, dan pembuatan kapal di Amerika," kata Trump.
2. Menstabilkan rantai pasok dengan China
Menteri Yeo menegaskan pentingnya menjaga komunikasi dengan China untuk stabilisasi rantai pasok, khususnya di tengah pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh Beijing terhadap beberapa industri Korea Selatan.
"Ketegangan yang meningkat antara AS dan China menciptakan ketidakpastian tambahan, oleh karena itu dialog dan kerja sama dalam kerangka multilateral seperti APEC menjadi sangat penting dan tepat waktu," ujarnya.
China tetap menjadi mitra dagang utama Korea Selatan, sehingga kedua negara berusaha untuk mempertahankan hubungan strategis yang stabil. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat komunikasi dan kolaborasi, termasuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi di forum ekonomi Asia-Pasifik.
3. Diversifikasi mitra dagang dan ekspansi ke pasar baru
Yeo menyampaikan pentingnya diversifikasi mitra dagang dengan memperluas jaringan ke negara-negara berkembang dan kawasan Asia Tenggara.
"Kami berupaya mengurangi ketergantungan pada satu negara dan membuka peluang baru dengan memperluas jaringan di negara-negara Selatan," kata Yeo.
Korea Selatan juga menandatangani perjanjian dagang dengan Malaysia pada pekan sebelumnya dan menjajaki negosiasi dengan Thailand serta beberapa negara Asia Selatan seperti Bangladesh dan Pakistan. Fokusnya adalah untuk memperdalam kerja sama dalam transformasi digital, rantai pasok, dan perubahan iklim, serta mendorong kebijakan "New Southern Policy" yang ditargetkan untuk memanfaatkan potensi pasar negara-negara berkembang.


















