Pemberontak Pro-Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Serangan Mortir

Jakarta, IDN TIMES - Kelompok pemberontak pro-Rusia menuduh pasukan Ukraina menggunakan mortir, granat, dan senapan mesin untuk menyerang wilayah mereka di empat peristiwa yang berbeda, dilansir Al Jazeera. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan dan peralatan perang mereka telah kembali ke pangkalan setelah latihan.
Namun, pihak Ukraina tidak menemukan adanya bukti dari tuduhan-tuduhan tersebut. Di sisi lain, Amerika Serikat menduga hal tersebut merupakan akal-akalan Rusia untuk tetap berada di perbatasan Ukraina.
1. Pemberontak Ukraina sedang memastikan ada atau tidaknya korban jiwa dari peristiwa itu
Dilansir ABS-CBN News, kelompok pemberontak Ukraina yang diketahui bernama Republik Rakyat Luhansk sedang memastikan apakah serangan tersebut telah menimbulkan korban meninggal atau korban luka. Tidak begitu jelas seberapa serius peristiwa tersebut sejauh ini karena Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) telah menarik pemantauannya di daerah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Insiden-insiden seperti itu bisa saja sebenarnya kerap terjadi dalam delapan tahun terakhir. Namun, ini merupakan insiden yang pertama kali setelah lebih dari 100.000 tentara Rusia dikerahkan di perbatasan Rusia-Ukraina.
Pengerahan ratusan ribu tentara tersebut diikuti dengan penolakan keanggotaan Ukraina di dalam NATO. Negara-negara barat lainnya mengancam Rusia dengan memberikan sanksi baru jika negara tersebut menyerang Ukraina. Namun, belakangan ini Rusia menyatakan tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina.