Pembiayan Iklim Negara Berkembang Capai Rp31,6 Kuadriliun di 2030

Jakarta, IDN Times – Pembiayan iklim untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Iklim PBB atau COP-29 di Baku, Azerbaijan. Kebutuhan pembiayaan iklim negara-negara tersebut diproyeksikan melebihi 2 triliun (Rp31,6 kuadriliun) per tahun pada 2030.
Harry Boyd Carpenter, direktur pelaksana ekonomi hijau dan aksi iklim di Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), mengatakan bahwa prioritas di COP-29 adalah menyepakati struktur kerangka kerja untuk pendanaan iklim di bawah Tujuan Kuantifikasi Kolektif Baru (NCQG), dengan bank pembangunan internasional yang memainkan peran penting.
“Tidak termasuk China, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah membutuhkan 2,4 triliun dolar per tahun pada tahun 2030,” kata Carpenter, dilansir Anadolu Agency.
1. Beberapa negara seringkali tak terjangkau pendanaan
Carpenter mengatakan bahwa meskipun pendanaan tersedia, seringkali tidak menjangkau area yang dibutuhkan karena kurangnya rencana untuk mengatasi perubahan iklim, kurangnya rencana investasi, dan sistem regulasi yang tidak memadai di beberapa negara. Ketidakstabilan ekonomi juga menghambat investasi.
“Negara-negara yang beralih ke arah hijau akan memiliki ekonomi yang lebih stabil, akan memiliki energi berbiaya rendah. Namun dalam jangka pendek, Anda harus mengeluarkan banyak uang karena investasi hijau membutuhkan banyak modal, dan itu menciptakan hambatan keterjangkauan,” katanya.
Ia memastikan bahwa untuk melakukan pendanaan tersebut, mereka membutuhkan lebih banyak dana hibah dan konsesi, dan itu harus mengalir dari negara-negara maju.
Carpenter juga mengatakab bahwa penyediaan pembiayaan akan lebih mudah jika negara-negara berkembang menetapkan target iklim yang ambisius, yang menurutnya merupakan hal yang bijaksana secara ekonomi untuk dilakukan.
“Anda akan memiliki perekonomian yang lebih sehat dan Anda akan menghasilkan lebih banyak uang jika lebih ramah lingkungan, dan keuangan sangat bagus dalam mencari keuntungan,” katanya.