Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Greta Thunberg Tolak Penyelenggaraan COP29 di Azerbaijan

Aktivis lingkungan Swedia, Greta Thunberg. (x.com/GretaThunberg)
Intinya sih...
  • Greta Thunberg ikut demo menolak KTT Iklim COP29 di Azerbaijan
  • Azerbaijan diprotes karena dinilai negara minyak dipimpin diktator
  • Penyelenggaraan COP masih belum efektif, peternakan jadi kontributor terbesar perubahan iklim

Jakarta, IDN Times - Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg ikut dalam demonstrasi di depan Kantor Kedutaan Besar Azerbaijan di Tbilisi, Georgia, pada Senin (11/11/2024). Ia menyatakan penolakannya terkait penyelenggaraan KTT Iklim COP29 di negara Kaukasus Selatan tersebut. 

Pekan lalu, Thunberg sudah berada di Georgia dan ikut berpartisipasi dalam demonstrasi menolak hasil pemilu yang dimenangkan Partai Georgian Dream. Ia menyebut situasi politik di Georgia cukup mengkhawatirkan dan adanya tendensi ke arah autoritarianisme. 

1. Sebut Azerbaijan tidak pantas jadi tuan rumah COP29

Dalam aksinya, Thunberg mengatakan bahwa Azerbaijan tidak pantas menjadi tuan rumah KTT Iklim COP29. Ia mengklaim negara Kaukusus tersebut adalah negara minyak dan dipimpin oleh diktator. 

"Kami tidak dapat memberikan mereka legitimasi dalam situasi ini yang mana kenapa kami berdiri di sini saat ini dan mengatakan tidak untuk greenwashing dan tidak untuk rezim Azerbaijan," terangnya, dikutip Associated Press.

Ia menyebut bahwa Azerbaijan adalah sebuah negara represif dan negara okupan yang melakukan pembersihan etnis. Baku juga dituding melanjutkan aksinya dalam membredel masyarakatnya sendiri yang mengkritisi pemerintah. 

Di samping itu, Azerbaijan juga mengklaim berkomitmen untuk membangun proyek energi bersih dalam mendukung lingkungan. Padahal, Baku sangat menggantungkan pendapatannya dari migas dan berencana mengekspansi kilang minyak baru. 

2. COP disebut tidak memperhatikan peternakan sebagai kontributor perubahan iklim

Dalam 27 tahun terakhir, penyelenggaraan Conference of the Parties (COP) yang diadakan PBB dianggap masih belum efektif dalam memperbaiki situasi iklim. KTT itu disebut menghiraukan salah satu kontributor terbesar perubahan iklim, yakni peternakan. 

Melansir Georgia Today, peternakan bertanggung jawab dalam satu per tiga emisi gas rumah kaca. Bahkan, emisi gas dari peternakan diperkirakan akan meningkatkan temperatur global di atas 1,5 derajat Celcius meski jika pembakaran bahan bakar fosil dihentikan. 

"Kami tidak akan mencapai batasan Kesepakatan Paris untuk membatasi peningkatan temperatur global menjadi 1,5 derajat Celcius jika kita tidak memprioritaskan penanaman pohon dan mengurangi peternakan adalah langkah terakhir," tutur penanggung jawab dalam kampanye Plant Based Treaty Georgia. 

Peternakan sapi disebut sebagai sumber utama emisi metan, sebuah gas rumah kaca yang 80 kali lebih berbahaya dibanding CO2. Gas tersebut diperkirakan akan tetap berada di atmosfer dalam 12 tahun. 

3. Copernicus sebut Bumi sudah mencapai suhu terpanas selama 2 tahun terakhir

Badan Pengawas Iklim Eropa, Copernicus mengatakan bahwa Bumi saat ini kemungkinan besar sudah mencapai suhu terpanas untuk tahun kedua berturut-turut. Pihaknya mengklaim suhu global sudah mencapai 1,5 derajat Celcius dibanding pra-industri. 

"Ini adalah pemanasan secara natural yang saya pikir sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data menunjukkan planet tidak akan mencapai rekor terpanas tanpa peningkatan gas rumah kaca di atmosfer yang didorong oleh pemanasan global," terang Kepala Copernicus, Carlo Buontempo. 

Ia menyebut salah satu kontributor pemanasan global tahun ini adalah El Nino. Selain itu, erupsi gunung api yang memuntahkan isi perut bumi ke udara dan sejumlah variasi energi dari matahari. 

"Sebuah peristiwa El Nino yang sangat kuat adalah sebuah pertanda apa yang akan menjadi normal baru dalam sedekade ke depan dari sekarang," tutur peneliti dari organisasi non-profit, Berkeley Earth, Zeke Hausfather. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us