Jakarta, IDN Times - Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, membubarkan pemerintahannya pada Senin (29/9/2025). Keputusan ini diambil sebagai respons atas gelombang unjuk rasa massal yang dipimpin oleh kaum muda (Gen Z) di seluruh negeri selama beberapa hari terakhir.
Protes ini dipicu oleh kemarahan publik atas krisis listrik dan kekurangan pasokan air bersih yang telah berlangsung lama. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan ini telah mengakibatkan sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka.