7 Reptil Unik Asal Madagaskar, Ada Tokek yang Mirip Daun

Madagaskar dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Negara ini memiliki berbagai jenis ekosistem, dari mulai sabana, stepa, hutan hujan, hingga hutan bakau yang menunjang banyaknya variasi fauna. Keanekaragaman reptil khas Madagaskar jadi salah satu yang paling menarik untuk dibahas.
Menurut laman Convention of Biological Diversity, di Madagaskar setidaknya terdapat 389 spesies reptil yang telah teridentifikasi. Sembilan puluh persen di antaranya bersifat endemik. Artinya, cuma bisa ditemukan secara alami di negara arsipelago ini. Kalau penasaran dengan ragam reptil eksotik dari Madagaskar, yuk simak ulasan berikut!
1. Ular berhidung daun madagaskar

Ular endemik Madagaskar yang satu ini punya bentuk yang unik. Langaha madagascariensis, yang dikenal dengan nama ular berhidung daun madagaskar, punya bagian moncong yang menyerupai daun. Terdapat dimorfisme seksual pada spesies ini dimana ular berjenis kelamin jantan bermoncong runcing dan panjang, sementara moncong betina berbentuk pendek dan lebar.
Ular berhidung daun madagaskar berhabitat di ekosistem hutan hujan serta hutan gugur kering di seantero Madagaskar. Mereka menghabiskan waktunya menggantung di pepohonan dan berkamuflase dengan dedaunan di sekitarnya. Dengan moncong bak daun, mereka bisa "menyatu" dengan alam sembari menunggu waktu yang tepat untuk menyergap mangsa favoritnya, reptil dan amfibi kecil.
Lantas, apa ular berhidung daun madagaskar berbahaya bagi manusia? Jawabannya tidak. Meski ular yang dapat tumbuh hingga sepanjang 1,2 meter ini termasuk berbisa, racunnya tidak berakibat fatal bagi manusia. Efek yang ditimbulkan dari bisanya cuma bengkak dan nyeri ringan.
2. Ular kerdil Heteroliodon occipitalis

Madagaskar punya tiga spesies ular endemik dalam genus Heteroliodon, salah satunya ialah Heteroliodon occipitalis atau ular kerdil. Ular ini punya wilayah persebaran yang terbatas, yaitu hutan kering dan hutan berduri di Madagaskar bagian selatan dan barat daya.
Heteroliodon occipitalis disebut ular kerdil karena ukurannya yang cuma sepanjang 30 sentimeter. Sisiknya berwarna cokelat muda dengan garis panjang hitam di kedua sisi tubuhnya. Terdapat "pita" berwarna putih kekuningan di bagian kepala.
Sayangnya, ular dalam genus Heteroliodon, terutama Heteroliodon occipitalis masih belum banyak diteliti. Informasi mengenai kebiasaan, pola reproduksi, diet hingga status populasinya juga sangat minim.
3. Tokek ekor daun

Tokek ekor daun (Uroplatus fimbriatus) juga termasuk spesies reptil endemik Madagaskar. Hewan ini berhabitat di hutan dataran rendah yang lembap dan subur. Tokek dengan status konservasi Least Concern atau berisiko rendah ini paling banyak ditemukan di Pulau Nosy Magabe, timur laut Madagaskar.
Bisa ditebak dari namanya, tokek ekor daun bertubuh unik yakni panjang, datar dengan ekor melebar yang menyerupai daun! Gak heran kalau mereka sangat lihai berkamuflase di batang pohon, membuatnya aman dari predator.
Tokek ekor daun memiliki mata yang sensitif terhadap cahaya. Di siang hari, biasanya mereka beristirahat dan baru aktif di malam hari. Mereka merupakan karnivor dengan siput jadi mangsa favoritnya.
Hewan ini sebenarnya gak agresif. Namun, kalau merasa terganggu mereka akan membuka mulutnya lebar-lebar dan mengeluarkan suara kencang untuk menakuti musuhnya. Uniknya, suara tersebut dianggap mirip dengan teriakan anak kecil.
4. Tokek setan ekor daun

Reptil endemik Madagaskar selanjutnya yang menarik untuk diulas ialah Uroplatus phantasticus, atau tokek setan ekor daun. Hewan ini banyak terdapat di hutan tropis di wilayah utara dan tengah Madagaskar.
Jangan salah membedakan Uroplatus phantasticus dengan Uroplatus fimbriatus (tokek ekor daun) yang baru saja kamu baca. Bila tokek ekor daun bisa tumbuh hingga 33 sentimeter, panjang tokek setan hanya sekitar 9 sentimeter saja. Selain itu, tokek setan punya bentuk ekor yang bergerigi di bagian pinggir.
Tokek setan ekor daun termasuk karnivora. Dietnya terdiri dari berbagai serangga kecil. Memanfaatkan bentuk fisiknya yang bak daun tua, mereka sering bersembunyi di tumpukan daun mati di dasar hutan atau bertengger di dahan pohon.
5. Kura-kura radiata

Salah satu kura-kura darat asli Madagaskar yang terkenal ialah kura-kura radiata (radiated tortoise). Kura-kura ini punya tempurung berwarna hitam dengan corak garis berwarna kuning yang memancar dari bagian tengah lempeng. Bila diperhatikan, corak ini tampak seperti gambar sinar matahari.
Reptil bernama latin Geochelone radiata ini bisa ditemukan di pantai berbatu yang terletak dataran tinggi Mahafaly dan Karimbola, juga di antara semak belukar pantai berpasir. Habitat lainnya ialah hutan berduri xerik di barat daya Madagaskar yang memiliki curah hujan sedikit.
Populasi kura-kura radiata mengalami penurunan drastis selama dua dekade terakhir. Sebabnya, mereka kerap ditangkap pemburu untuk dijual di pasar satwa internasional. Pola karapasnya yang unik membuat banyak orang tertarik untuk menjadikannya peliharaan. Para pengrajin bahkan memanfaatkan tempurungnya untuk aksesori. Akibatnya, hewan ini sekarang berstatus kritis (critically endangered).
6. Bunglon parson

Tidak lengkap bila membahas reptil khas Madagaskar tanpa membicarakan bunglon parson (Calumma parsonii). Mereka hidup di hutan tropis yang lembap di bagian timur dan utara Madagaskar. Bunglon parson ialah salah satu spesies bunglon terbesar di dunia yang dapat tumbuh hingga sepanjang 68 sentimeter dengan berat 700 gram.
Bunglon parson ialah hewan penyendiri. Mereka biasanya berada di pepohonan dan memakan beragam jenis mangsa, dari kupu-kupu, lalat, hingga burung kecil. Terkadang mereka juga mengonsumsi daun atau ranting.
Saat ini spesies bunglon yang punya ciri khas dua tanduk di atas hidungnya ini berstatus mendekati terancam (near threteaned). Populasi bunglon parson mengalami penurunan sebanyak 20 persen selama dua dekade terakhir. Deforestasi dan fragmentasi habitat menjadi ancaman bagi kelangsungan reptil khas ini.
6. Bunglon panther

Bunglon asal Madagaskar lainnya yang gak kalah unik ialah Furcifer pardalis yang populer dengan nama bunglon panther. Mereka menghuni hutan gugur dataran rendah dan tersebar di berbagai penjuru Madagaskar. Bunglon yang dapat tumbuh hingga sepanjang 23 sentimeter ini juga menjadi hewan introduksi di negara Mauritius dan Pulau Reunion.
Reptil ini mudah dikenali dari warnanya yang indah. Umumnya mereka berwarna hijau zamrud atau hijau kebiruan. Namun, ada juga bunglon panther yang berwarna pink bergaris-garis kuning atau warna merah menyala. Kombinasi warnanya yang indah membuatnya kerap diburu untuk dijadikan peliharaan di Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
7. Bengkarung tanpa kaki
Paracontias minimus ialah reptil endemik yang cuma bisa ditemukan di utara Madagaskar, tepatnya di Provisi Antsiranana. Reptil ini merupakan bagian dari famili Scincidae atau kadal bengkarung.
Keunikan Paracontias minimus terletak pada kondisi fisiknya yang tidak memiliki tangan atau kaki. Hewan yang panjangnya antara 7,5 hingga 13 sentimeter ini juga diketahui tidak memiliki telinga dan mata. Alhasil, bentuknya terlihat mirip dengan cacing.
Sebenarnya bengkarung tanpa kaki (limbless skink) ini sudah ditemukan sejak tahun 1906, namun tidak banyak penelitian yang dilakukan terhadapnya. Jadi ada banyak hal yang belum diketahui tentang bengkarung tanpa kaki. IUCN menetapkan hewan ini dalam kondisi kritis (critically endangered).
Punya keanekaragaman reptil endemik yang amat kaya, rasanya Madagaskar bak surga bagi para pecinta reptil atau herpetologis. Dari tujuh contoh spesies di atas saja, kita sudah bisa lihat betapa uniknya reptil yang ada di negara ini. Namun, banyak reptil yang terancam kepunahan akibat perburuan dan kerusakan habitat. Amat disayangkan, ya!