Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung dari Genus Coua yang Hanya Hidup di Madagaskar

ilustrasi burung dari genus Coua (commons.wikimedia.org/Merrittimages)

Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia dengan luas wilayah 587.041 kilometer persegi. Negara yang memiliki lebih dari 250 pulau ini dikelilingi oleh Samudra Hindia dan berbatasan dengan Mozambik di bagian barat. Per tahun 2023, jumlah penduduk Madagaskar adalah 31.195.932 jiwa.

Sebagai negara dengan biodiversitas tinggi, ada banyak hewan yang menghuni Madagaskar, contohnya burung dari genus Coua. Kemampuan terbang burung ini tergolong lemah, sehingga tidak bisa pergi jauh. Kenali lebih dekat beberapa di antaranya, yuk!

1. Coua cursor

ilustrasi Coua cursor (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Mari kita awali dengan Coua cursor atau running coua, yang pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Grandidier (naturalis Prancis) pada tahun 1867. Hewan ini disebut sebagai running coua karena memiliki kebiasaan menggunakan sayapnya untuk menjaga keseimbangan saat berlari di tanah. Kedua kakinya lebih lincah dan kencang dibanding sayapnya, alias lebih piawai dalam berlari daripada terbang.

Panjangnya dari paruh hingga ujung ekor ialah 43–48 sentimeter, sementara beratnya 198–255 gram. Mereka biasanya mengonsumsi serangga, buah-buahan, dan reptil berukuran kecil. Burung yang dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern) ini bertelur sebanyak 2–4 butir dan akan menetas setelah dierami selama 18–20 hari.

2. Coua gigas

ilustrasi Coua gigas (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Sesuai namanya, Coua gigas alias giant coua adalah yang terbesar di antara yang lain. Mereka dapat tumbuh sepanjang 62 sentimeter dengan berat 410–415 gram. Hutan di bagian barat dan selatan Madagaskar pada ketinggian 0–700 meter di atas permukaan laut merupakan rumahnya.

Di siang hari, mereka biasanya mencari biji-bijian, serangga, dan bunglon untuk dimakan. Walau berstatus least concern, populasinya mengalami penurunan belakangan ini. Pemicunya ialah kehilangan habitat (akibat kebakaran atau penebangan hutan) serta diburu untuk dijadikan santapan.

3. Coua cristata

ilustrasi Coua cristata (commons.wikimedia.org/Olaf Oliviero Riemer)

Selanjutnya adalah Coua cristata atau crested coua, yang mudah dikenali berkat jambul abu-abunya. Kamu bisa menjumpainya di wilayah pesisir, hutan, kawasan bakau, dan sabana, pada ketinggian maksimal 900 meter. Mereka hidup dalam kelompok yang berisi 3–5 individu untuk melindungi satu sama lain dari predator (seperti burung hantu, elang, dan rajawali).

Pemakan serangga, buah-buahan, biji-bijian, dedaunan, siput, dan bunglon ini merupakan hewan yang setia. Bersama pasangannya, mereka bahu-membahu mengumpulkan ranting untuk membuat sarang serta bergantian mengerami telur dan mencari makanan untuk anak-anaknya. Coua cristata dapat hidup hingga 15 tahun di penangkaran, sedangkan di alam liar estimasi umurnya lebih rendah.

4. Coua coquereli

ilustrasi Coua coquereli (commons.wikimedia.org/DickDaniels)

Sama seperti Coua cursor, Coua coquereli alias Coquerel’s coua juga dideskripsikan oleh Alfred Grandidier. Burung yang panjangnya 40 sentimeter ini menghuni hutan di bagian barat Madagaskar. Sebagai hewan terestrial, mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya di tanah.

Saat musim kawin, burung jantan akan merayu burung betina dengan membawa ulat atau belalang. Lalu, mereka akan membangun sarang, mengerami telur, dan membesarkan anak bersama-sama. Sayangnya, Coua coquereli dikelilingi oleh banyak predator yang mengancamnya setiap saat, seperti luwak, musang, lemur, ular, dan burung elang.

5. Coua verreauxi

ilustrasi Coua verreauxi (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Terakhir adalah Coua verreauxi, yang juga dikenal sebagai Verreaux’s coua. Burung ini hanya ditemukan di sekitar danau garam di selatan Madagaskar yang panjangnya 16 kilometer. Sebagai hewan krepuskular, mereka cenderung aktif setelah matahari terbit dan sebelum sang surya terbenam.

Tak jauh berbeda dengan kerabatnya, makanan favoritnya ialah serangga dan buah-buahan. Biasanya, mereka mencari makan di semak-semak, pepohonan, atau permukaan tanah. Kendati masih diklasifikasikan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan, populasinya terus berkurang dari waktu ke waktu. Habitatnya kian tergerus dan wilayah persebaran yang sempit membuatnya semakin terdesak.

Congrats, kini kamu telah mengetahui trivia menarik seputar burung Coua. Semoga mereka tidak lagi diburu manusia dan habitatnya kembali pulih, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us