Ilustrasi bendera Israel (Unsplash.com/Levi Meir Clancy)
Dilansir France24, sejak serangan Hamas, saling balas antara Israel dan Hizbullah relatif terkendali. Hitungan AFP mengungkap, sudah ada sekitar 41 orang tewas di pihak Lebanon, sebagian besar adalah kombatan dan empat warga sipil, yang salah satunya jurnalis Reuters Issam Abdallah.
Hizbullah, yang didirikan pada 1980-an untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan, adalah satu-satunya faksi Lebanon yang tetap mempertahankan senjatanya setelah perang saudara tahun 1975-1990.
Kelompok Hizbullah dan Muslim Sunni Hamas telah lama menjadi bagian dari ruang operasi gabungan yang mencakup Pasukan Quds, cabang operasi asing dari Korps Garda Revolusi Islam Iran yang kuat.
Kelompok tersebut adalah bagian dari poros perlawanan, yakni oposisi bersenjata Lebanon, Palestina, Suriah, dan kelompok bersenjata lainnya yang didukung Iran untuk melawan Israel.
Michael Young dari Carnegie Middle East Center mengatakan, Hizbullah mendukung Hamas karena secara ideologis mereka memiliki tujuan yang sama dalam menentang Israel.
“Hamas adalah inti permasalahan Palestina, yang merupakan bagian dari Hizbullah dan identitas revolusioner Iran,” kata Young.