Pemuka Agama Yahudi: Warga Israel Jangan Gabung dengan Militer

Jakarta, IDN Times - Rabi Yitzhak Yosef, seorang pemuka agama Yahudi senior di Israel, mendapat kecaman setelah dirinya menyerukan agar warga Israel yang menganggur tidak bergabung dengan militer.
“Dilarang menjadi tentara, bahkan bagi orang yang menganggur,” kata Yosef, pemimpin spiritual Partai Shas, sekutu utama pemerintah Israel, dalam pernyataan yang disiarkan oleh Channel 13.
Mantan kepala rabi Sephardi itu menilai bahwa semua siswa sekolah agama menjadi rusak usai bergabung dengan militer.
“Mereka semua menjadi sekuler,” ujarnya.
Partai Shas, yang mewakili komunitas Yahudi religius di pemerintahan, telah lama mendorong pengecualian wajib militer bagi Yahudi ultra-Ortodoks atau Haredi. Mereka percaya bahwa tujuan utama mereka dalam kehidupan ini adalah untuk mempelajari Taurat.
1. Pemerintah kecam pernyataan Yosef
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (15/12/2024), Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa komentar Yosef tersebut tidak dapat diterima dan patut mendapat kecaman.
“Kami tidak akan menerima pernyataan pembangkangan dari pihak mana pun,” kata kantor perdana menteri.
Pada saat yang sama, Presiden Isaac Herzog menyatakan bahwa ia menolak keras segala bentuk penolakan untuk bergabung di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Menurutnya, bertugas di militer adalah hak istimewa yang luar biasa.
Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, menyebut pernyataan Yosef sebagai sesuatu yang berbahaya dan melanggar hukum, sementara anggota parlemen dari partai berkuasa Likud, Moshe Saada, mendesak agar rabi tersebut diselidiki.
“Siapapun yang melanggar hukum dan menyerukan masyarakat untuk tidak wajib militer harus diselidiki,” kata Saada kepada Radio Angkatan Darat.