Israel Akan Tambah Pemukiman di Dataran Tinggi Golan

Jakarta, IDN Times - Israel telah menyetujui rencana untuk meningkatkan pembangunan pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada Minggu (15/12/2024). Rencana itu akan menghabiskan anggaran lebih dari 40 juta shekel (Rp177,8 miliar).
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki secara ilegaI oleh Israel sejak 1967. Israel telah merebut lebih banyak wilayah Suriah menyusul rezim Bashar al-Assad yang digulingkan oleh kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham.
1. Israel telah membangun 33 pemukiman
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan, rencana itu disetujui setelah meninjau perang dan garis depan baru dengan Suriah, dan keinginan untuk menggandakan populasi di Golan.
"Keputusan ini memperkuat permukiman Golan dan mencakup langkah-langkah seperti pendidikan, energi terbarukan, pendirian desa pelajar, dan rencana pengembangan organisasi untuk mendukung Dewan Regional Golan dalam menampung penduduk baru," kata kantor Netanyahu, dikutip dari Anadolu Agency.
Saat ini ada sekitar 50 ribu orang tinggal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, setengahnya adalah warga Israel, sementara separuh lainnya orang dari Druze, Alawi, dan lainnya, yang merupakan warga Suriah. Israel memiliki 33 pemukiman di wilayah tersebut.
2. Pendudukan atas Dataran Tinggi Golan dapat dukungan dari AS

Meski pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan telah melanggar hukum internasional, tapi Amerika Serikat (AS) saat dipimpin Donald Trump dari 2017-2021 menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas wilayah tersebut, dilansir dari Al Jazeera.
Trump, yang menang dalam pemilu presiden pada bulan lalu, akan kembali menjadi presiden pada 20 Januari 2025.
Kantor Netanyahu telah membahas situasi di Suriah melalui panggilan telepon dengan Trump pada Sabtu (14/12/2024). Keduanya juga membahas upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
3. Israel meningkatkan serangan udara di Suriah

Setelah rezim Assad runtuh, Israel meningkatkan serangan udara terhadap lokasi militer di seluruh Suriah. Tindakan itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah.
Netanyahu mengatakan negaranya tidak tertarik dengan konflik di Suriah, dan serangan dilakukan untuk menggagalkan ancaman dari tetangganya serta mencegah teroris menguasai perbatasan.
Negara tersebut juga mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan tahun 1974 dengan Suriah dan mengerahkan pasukannya ke zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan. Sebuah langkah yang dikecam secara luas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara Arab.
Pada Minggu, Arab Saudi menjadi salah satu negara pertama yang mengutuk rencana menambah jumlah pemukim, dan menuduh para pemimpin Israel berusaha menyabotase transisi Suriah yang masih baru.