Israel Umumkan Wajib Militer untuk 7 Ribu Yahudi Ultra-Ortodoks

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan perintah wajib militer (wamil) akan dikeluarkan kepada ribuan pria Yahudi ultra-Ortodoks (Haredim) dengan alasan kekurangan tentara.
"Pendaftaran 7 ribu orang Haredim untuk bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan dikeluarkan secara bertahap, dimulai pada Minggu setelah evaluasi militer," kata Katz pada Jumat (15/11/2024), dikutip dari Anadolu Agency.
1. Katz berikan Yahudi ultra-Ortodoks kebebasan beribadah di tengah tugas militer
Katz juga berencana mengadakan untuk memungkinkan integrasi Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam IDF guna meringankan beban wamil, tentara karier, dan cadangan.
Katz menekankan bahwa IDF akan melakukan segala upaya untuk memastikan lingkungan yang mendukung, sehingga orang-orang Yahudi yang religius dapat melaksanakan tugas militer mereka sambil mempertahankan gaya hidup religius mereka.
Meski begitu, pihaknya tidak memberi rincian bagaimana proses tersebut akan berlangsung.
Pernyataan itu datang menyusul putusan Mahkamah Agung Israel pada Juni, yang mengamanatkan penyertaan kaum Yahudi Haredi dalam rancangan nasional bersama dengan warga negara Israel lainnya.
2. IDF butuh 10 ribu tentara baru

Pada Kamis (14/11/2024), IDF mengakui peningkatan signifikan jumlah pria ultra-Ortodoks yang telah direkrut menjadi tentara tahun ini. Tetapi, jumlah tesebut masih jauh dari target wamil.
Saat ini, IDF membutuhkan sekitar 10 ribu tentara baru, 75 persen di antaranya adalah pasukan tempur, namun hanya dapat mengakomodasi pendaftaran 3 ribu tentara ultra-Ortodoks tambahan tahun ini karena kebutuhan khusus mereka.
Jumlah tersebut akan menjadi tambahan dari sekitar 1.800 tentara Haredi yang sudah menjalani wamil setiap tahunnya.
Direktorat Personel IDF mengirimkan 3 ribu perintah wamil kepada para Haredi yang berusia 18-26 tahun selama musim panas. Dari 3 ribu orang tersebut, kurang dari 10 persen yang memenuhi panggilan, The Times of Israel melaporkan.
3. Kelompok Yahudi ultra-Ortodoks sejak lama dikecualikan dari dinas militer

Keputusan wamil tersebut mendapat penentangan dari komunitas ultra-Ortodoks yang secara historis menentang dinas militer. Mereka menyatakan bahwa tugas mereka terletak pada mempelajari Taurat untuk melindungi identitas Yahudi rakyat Israel.
Banyak dari mereka percaya bahwa wamil tidak sesuai dengan cara hidup mereka dan khawatir mereka yang mendaftar akan mengalami sekularisasi.
Populasi Yahudi Haredi di Israel berjumlah sekitar 13 persen dari total populasi negara tersebut yang berjumlah 9,9 juta jiwa.
Pengecualian wamil telah memicu perdebatan selama beberapa dekade. Kritikus berpendapat bahwa hal ini merusak prinsip kesetaraan dalam dinas nasional.
Di sisi lain, ketegangan regional meningkat karena serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang telah merenggut nyawa lebih dari 43.700 orang sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Konflik juga meluas ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan di seluruh negeri yang menandai eskalasi setelah setahun bentrokan lintas perbatasan antara Israel-Hizbullah sejak perang Gaza dimulai.