Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pohon zaitun (pixabay.com/ulleo)
ilustrasi pohon zaitun (pixabay.com/ulleo)

Jakarta, IDN Times - Kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) menuduh Israel menggunakan taktik militer terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk pembunuhan dan penyerangan terhadap kebun zaitun milik warga.

Sepanjang bulan ini, OCHA telah menerima laporan mengenai 32 serangan yang dilakukan oleh pemukim terhadap warga Palestina dan harta benda mereka. Pada Kamis (17/10/2024), pasukan Israel bahkan menembak mati seorang perempuan Palestina yang sedang memanen zaitun di dekat kota Jenin.

“Jujur saja, ini sangat memprihatinkan karena ini bukan hanya serangan terhadap manusia, tapi juga serangan terhadap kebun zaitun mereka. Panen zaitun merupakan penyelamat ekonomi bagi puluhan ribu keluarga Palestina di Tepi Barat," kata juru bicara OCHA Jens Laerke pada Jumat (18/10/2024), dikutip dari Reuters.

1. Militer Israel selidiki serangan di Jenin

Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan terkait serangan di Jenin, dan perwira komandan yang berada di lokasi kejadian telah ditangguhkan sementara menunggu hasil pemeriksaan.

Mereka mengungkapkan bahwa setiap tahunnya, militer berupaya untuk mengamankan wilayah tersebut agar masyarakat dapat melakukan panen.

"Musim panen telah direncanakan dan dikoordinasikan dengan semua pihak terkait, dan pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memberikan keamanan di area yang ditentukan," tambahnya.

Kekerasan meningkat di Tepi Barat sejak dimulainya perang Hamas-Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Ratusan warga Palestina telah terbunuh oleh para pemukim maupun pasukan keamanan Israel.

2. Sekitar 600 pohon zaitun dibakar, dirusak atau dicuri oleh pemukim sejak awal panen

Laporan OCHA mengungkapkan, sekitar 600 pohon zaitun telah dibakar, dirusak atau dicuri oleh pemukim sejak awal panen. 

“Pasukan Israel telah menggunakan taktik yang mematikan dan mirip perang di Tepi Barat, meningkatkan kekhawatiran serius atas penggunaan kekuatan yang berlebihan dan memperburuk kebutuhan kemanusiaan masyarakat,” kata Laerke.

Awal bulan ini, Program Pangan Dunia PBB (WFP) melaporkan bahwa kekerasan dan dampak dari perang di Gaza telah menyebabkan jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan di Tepi Barat meningkat hampir dua kali lipat, mencapai 600 ribu orang sejak awal 2023.

3. Sekutu Israel kecam serangan oleh pemukim di Tepi Barat

Negara-negara Barat, termasuk Perancis, Inggris dan Jerman, mengeluarkan pernyataan bersama pada 14 Oktober, yang mengatakan bahwa memanen zaitun kini telah menjadi aktivitas berbahaya akibat meningkatnya kekerasan dari pemukim. Mereka mendesak Israel untuk membiarkan warga Palestina melakukan panen tanpa gangguan.

Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu Barat Israel. Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), telah menjatuhkan sanksi kepada pemukim yang melakukan kekerasan dan mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan kekerasan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah