Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Maxim Hopman)

Jakarta, IDN Times - Sekitar 50 orang di negara bagian Plateau, Nigeria, ditembak mati oleh kelompok tak dikenal. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden yang berlangsung dua hari yakni pada Senin dan Selasa (22-23/1/2024).

Pihak berwenang memberlakukan jam malam selama 24 jam. Personel militer tambahan dikirim ke wilayah tersebut untuk memburu para tersangka.

Awalnya, korban tercatat sekitar 30 orang. Pencarian lebih lanjut menemukan jumlah korban lebih tinggi. Di antara mereka yang tewas termasuk perempuan dan anak-anak.

1. Dugaan penyebab insiden kekerasan

Ilustrasi bentrokan. (Unsplash.com/Hasan Almasi)

Banyak bangunan sekolah, tempat ibadah, dan rumah yang telah dibakar. Pihak berwenang memburu para pelaku dengan melakukan penggeledahan di banyak tempat.

Dilansir Al Jazeera, The Mwaghavul Development Association (MDA), organisasi etnis Mwaghavul yang sebagian besar beragama Kristen, menyalahkan pelaku pembunuhan itu kelompok penggembala muslim Fulani.

"Saat ini, rakyat kami berada dalam kemurahan Tuhan dan hanya sedikit yang bisa mereka lakukan untuk membela diri," katanya.

Para pejabat menjelaskan, perselisihan disebabkan seorang penggembala yang memindahkan ternak dan berselisih dengan penduduk lain yang menggunakan jalan tersebut.

2. Tidak mendapat tanggapan segera meski ada laporan

Selain mereka yang tewas, lebih dari 100 orang dilaporkan terluka. Mathias Sohotden, seorang tokoh masyarakat, juga menyebutkan beberapa warga masih hilang.

"Di dalam kota itu sendiri, di situlah jenazah diambil, namun ada beberapa tempat yang tidak bisa kami masuki saat ini," katanya dikutip dari Associated Press.

Laporan mengenai serangan itu tertunda dan tidak bisa mendapat tanggapan segera karena sulitnya mengakses daerah tersebut.

Juru bicara MDA Lawrence Kyarshik, mengatakan masyarakat yang terkena dampak pertempuran telah diperingatkan akan serangan, tapi tidak menerima bantuan apa pun dari badan keamanan.

"MDA tidak menyukai aktivitas beberapa personel militer yang tampaknya berpuas diri dalam menjalankan tugas konstitusional yang mereka bersumpah untuk melindungi seluruh warga negara tanpa memandang suku dan agama," ujarnya.

3. Beberapa tersangka berhasil ditangkap

ilustrasi (Unsplash.com/ Niu Niu)

Militer segera diturunkan untuk memburu para tersangka. Juru bicara militer Edward Buba mengatakan, beberapa orang yang diduga melakukan kejahatan, telah ditangkap dalam operasi yang digelar.

"Sampai saat ini, penangkapan masih dilakukan. Situasi ini sedang berkembang, ini adalah situasi yang sedang berlangsung; lebih banyak pasukan telah dikerahkan ke lokasi tersebut. Kami sedang menanganinya," jelasnya dikutip dari VOA News.

Sebelum kekerasan ini terjadi, beberapa minggu sebelumnya pada Desember juga terjadi serangan mematikan di wilayah yang sama. Sekitar 140 orang tewas dan banyak lainnya terluka. Warga menyalahkan pelaku adalah kelompok milisi Fulani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja