Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bandit Tewaskan Lebih dari 100 Orang di Nigeria

ilustrasi Nigeria (Unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Jakarta, IDN Times - Pejabat Negara Bagian Plateau, Nigeria, mengatakan serangkaian serangan yang dilakukan kelompok bandit telah menewaskan 113 orang. Serangan itu dilakukan sejak Sabtu hingga Senin (25/12/2023).

Wilayah Nigeria barat laut dan tengah telah lama memiliki masalah keamanan yang ditimbulkan oleh bandit bersenjata. Mereka bersembunyi di hutan dan menyerbu desa-desa, menjarah dan menculik penduduk untuk meminta uang tebusan.

1. Serangan menyasar 20 komunitas berbeda

ilustrasi (Unsplash.com/Monica Melton)

Pada Minggu sore, militer negara tersebut mengatakan korban tewas akibat serangan bandit sekitar 16 orang. Jumlah korban itu meningkat ketika kelompok bandit yang terorganisasi melakukan serangan terhadap sekitar 20 komunitas lokal. 

Korban terluka dari serangan tersebut lebih dari 300 orang. Mereka dilarikan ke rumah sakit di Bokkos, Jos dan Barkin Ladi, dikutip dari France24.

Serangan awalnya dimulai di daerah Bokkos, kemudian meluas ke wilayah tetangga Barkin Ladi. Di tempat yang disebut terakhir ini, pejabat Danjuma Dakil mengatakan 30 orang ditemukan tewas.

2. Langkah proaktif untuk menghentikan serangan

Gubernur negara bagian Caleb Mutfwang mengutuk serangan dan menyebutnya sebagai aksi biadab.

"Langkah-langkah proaktif akan diambil oleh pemerintah untuk menghentikan serangan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil yang tidak bersalah," kata Gyang Bere, juru bicara gubernur dikutip dari Al Jazeera.

Negara Bagian Plateau adalah salah satu titik panas Nigeria yang memiliki beragam etnis dan agama. Selain serangan bandir, wilayah ini kerap mengalami insiden kekerasan, khususnya antara penggembala Muslim dan petani Kristen. Meraka saling berebut sumber daya air dan lahan karena dampak perubahan iklim.

3. Suara tembakan masih terdengar

Anggota parlemen Negara Bagian Dickson Chollom mengutuk serangan mematikan itu. Dia meminta kepada pasukan keamanan untuk segera bergerak.

"Kami tidak akan menyerah pada taktik para pedagang maut ini. Kami bersatu dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian abadi," kata Chollom dikutip dari Barron's.

Sampai Senin sore, suara tembakan masih terdengar di wilayah tersebut. Markus Amorudu, warga Desa Mushu, mengatakan warga sedang tidur saat terdengar suara tembakan.

"Kami takut karena kami tidak menduga akan terjadi serangan. Orang-orang bersembunyi, namun para penyerang menangkap banyak dari kami, beberapa tewas, yang lain terluka," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us